Dewan Penasihat mendukung penelitian PAIR tentang perkeretaapian Sulawesi Selatan untuk pembuatan kebijakan
Dewan penasihat senior Australia Indonesia Centre telah memberikan dukungan yang antusias terhadap pekerjaan dan temuan tim transportasi.
Dewan Penasihat sudah mendengar secara langsung dari tim riset transportasi, logistik, dan rantai pasok tentang temuan mereka sampai saat ini, secara komprehensif dan proses ilmiah yang matang.
Pertemuan kelima PAIR Research Advisory Panel (RAP) pada 17 Maret 2022 dihadiri oleh anggota yang merupakan tokoh berpengaruh dari pemerintah pusat dan provinsi, serta dari sektor bisnis, industri dan lembaga swadaya masyarakat. Ketua RAP yakni rektor terpilih Universitas Hasanuddin, Profesor Jamaluddin Jompa memimpin pertemuan ini.
Tim riset PAIR yang mengkaji pembangunan infrastruktur kereta api baru di Sulawesi Selatan berkesempatan untuk mempresentasikan hasil temuan awal dari proyek besar mereka kepada seluruh anggota RAP. Mereka telah melakukan studi lapangan untuk mempelajari bagaimana jalur kereta api Makassar ke Parepare yang berpotensi transformatif dan memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat di Sulawesi Selatan. Temuannya antara lain adalah terkait kalkulasi waktu tempuh perjalanan dengan single-track, analisa skema transportasi intermodal, dan perbandingan demand antara kereta penumpang dan kereta barang.
“Sangat disayangkan jika studi yang baik ini tidak dipresentasikan di depan Menteri Perhubungan,” ungkap Profesor Wihana Kirana Jaya, Staf Khusus Urusan Ekonomi dan Investasi Transportasi, Kementerian Perhubungan Indonesia.
“Studi ini akan meyakinkan Kementerian Perhubungan dan badan-badan terkait, seperti PT KAI, Pelindo, dan pengelola terminal bus dalam pengambilan keputusan untuk transportasi intermodal yang efektif di Sulawesi Selatan,” lanjutnya.
Menurut Profesor Wihana, pemerintah menyadari masih ada bottleneck dalam pembangunan jalur kereta api baru di Sulawesi Selatan, sehingga studi ini akan sangat berguna dalam mengevaluasi kebijakan terbaik.
“Sangat penting untuk dilakukan advokasi riset sebelum kereta ini beroperasi agar dapat memberikan bukti yang membantu pengambilan kebijakan,” sebut Prof Jamaluddin Jompa, Ketua Dewan Penasihat Riset PAIR.
Konsul Jenderal Australia di Makassar, Bronwyn Robbins, juga menganjurkan agar penelitian diberikan dampak melalui pertemuan dengan pemerintah di tingkat nasional.
“Ada potensi perkembangan ekonomi yang luar biasa di Sulawesi Selatan dan riset ini merupakan bagian yang berkontribusi pada perkembangan ekonomi tersebut,” ujar Bronwyn Robbins.
Pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare berpotensi untuk meningkatkan transportasi komoditas unggulan di Sulawesi Selatan untuk menyentuh pasar-pasar baru secara cepat, seperti rumput laut. Rumput laut Sulawesi Selatan sangat berpotensi untuk menambah volume transportasi menuju ibukota Nusantara di Kalimantan.
“Arus transportasi saat ini fokus pada Sulawesi-Kalimantan melalui jalur laut. Opsi pengangkutan melalui jalur kereta api semakin memperbesar peningkatan ekonomi bagi para petani dan pengusaha rumput laut,” ungkap Sani Azis, Koordinator Asosiasi Rumput Laut Indonesia di Sulawesi Selatan.
Pertemuan RAP telah berlangsung sejak tahun 2020 dan mempertemukan para pemangku kepentingan dengan peneliti PAIR. Para peneliti berkesempatan untuk mempresentasikan progres riset mereka dan meminta arahan dari para anggota RAP. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa riset PAIR yang dilakukan berpotensi untuk diadopsi dalam kebijakan.
“Sangat penting bagi anggota RAP untuk memastikan output yang dihasilkan oleh tim peneliti PAIR dapat diimplementasikan dalam kebijakan,” ujar Bronwyn Robbins.
Jalur kereta api Makassar-Parepare diharapkan menjadi kisah sukses pembangunan infrastruktur dengan skema kerjasama yang melibatkan pihak swasta (Public Private Partnership).
Diharapkan agar riset PAIR ikut berkontribusi pada pencapaian tersebut.