AIC meluncurkan penelitian cepat yang mengeksplorasi dampak COVID-19 di Indonesia

Lihat Siaran Pers ini sebagai PDF

Australia-Indonesia Centre (AIC) meluncurkan 12 proyek penelitian baru untuk mengeksplorasi COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat Indonesia.

 

Indonesia telah menjadi salah satu negara yang paling parah terdampak COVID-19 di Asia Tenggara. Saat virus terus menyebar, hal tersebut mengganggu perekonomian negara, konektivitas serta sistem kesehatannya.

Di sektor kesehatan, pandemi ini telah memberikan tantangan yang harus dihadapi dalam pengadaan barang dan rantai pasok di rumah sakit, termasuk ketersediaan alat pelindung diri (APD). Akibatnya, para tenaga medis harus menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi terkait keselamatan mereka dalam bekerja.

Marjinalisasi yang dihadapi para penyandang disabilitas juga semakin parah, terutama bagi perempuan. Di tengah lemahnya infrastruktur kesehatan dan kesejahteraan, mereka masih menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan, kesehatan yang buruk dan pengucilan ekonomi.

Sektor pariwisata yang merupakan salah satu penggerak perekonomian terbesar Indonesia, menyumbang 6 persen dari PDB nasional dan menjadi sumber penghidupan bagi 10 juta masyarakat, juga sedang mengalami kehancuran. Wanita, kaum muda dan kelompok berpenghasilan rendah adalah kelompok yang paling terpengaruh.

“COVID-19 telah mengubah pandangan kami tentang isu kerentanan, dari setiap aspek ekonomi hingga masyarakat, termasuk pekerjaan, kesehatan, rantai pasok, dan pendidikan”, kata Dr Eugene Sebastian, Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre.

“Rapid research (penelitian cepat) adalah langkah terdepan kami untuk lebih memahami pandemi dan dampaknya di Indonesia.”

Enam puluh peneliti Australia dan Indonesia dari 11 universitas mitra yang tergabung dalam konsorsium AIC akan berkolaborasi dalam 12 proyek ini, yang terbagi dalam tiga bidang: Masyarakat dan Kesehatan, Masyarakat dan Konektivitas, serta Pemulihan Masyarakat dan Ekonomi. Topik tersebut meliputi:

  • Menilai risiko kesehatan dan keselamatan kerja untuk pekerja kesehatan garis terdepan
  • Meningkatkan integrasi data COVID-19 di seluruh sistem pelayanan kesehatan.
  • Meningkatkan efektivitas strategi komunikasi pemerintah untuk mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat, dan
  • Menata ulang rantai pasok perawatan kesehatan menggunakan teknologi digital pintar dan data besar.

“Dalam waktu penelitian yang singkat,” sebut Dr Sebastian, “para peneliti akan menghasilkan sebuah analisis yang dibutuhkan secara tepat waktu dengan mengambil bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk membantu menginformasikan para pengambil kebijakan.”

“Karena COVID-19, para peneliti tidak diperbolehkan bepergian dan harus menemukan cara baru dan yang paling memungkinkan dalam upaya mengakses data dan melakukan penelitian. 12 proyek yang telah kami pilih semuanya menunjukkan beberapa pendekatan inovatif untuk melakukan penelitian dari jarak jauh dan bekerja secara virtual dalam tim,” kata Dr Sebastian.

 

Narahubung media Australia

Marlene Millott
Staf Program PAIR
+61 427 516 851
pair@australiaindonesiacentre.org

Narahubung media Indonesia

Fadhilah Trya Wulandari
Staf Program PAIR
+62 8124 3637 755
pair@australiaindonesiacentre.org

 

Tentang Australia-Indonesia Centre

AIC didirikan oleh Pemerintah Australia dan Indonesia pada tahun 2013. AIC menyatukan 11 universitas – tujuh universitas di Indonesia dan empat di Australia – untuk memajukan hubungan antar-warga dalam sains, teknologi, pendidikan, inovasi, dan budaya. AIC merancang dan memfasilitasi program penelitian bilateral, membawa hasil penelitian ke dalam kebijakan dan praktik. Hal ini membentuk tim interdisipliner yang bekerja secara kolaboratif dengan pemangku kepentingan – kebijakan, bisnis, dan komunitas – untuk menemukan solusi terhadap tantangan regional, nasional dan global.

Selain penelitian, aktivitas penjangkauan AIC berkontribusi pada upaya menghubungkan orang-ke-orang yang lebih luas. Hal ini dilakukan melalui dialog digital yang berusaha untuk memberikan berbagai wawasan baru. Hal tersebut juga mendukung pendalaman pertukaran budaya melalui festival film pendek Indonesia Australia, mengeksplorasi sikap dan persepsi nasional masing-masing terhadap satu sama lain, dan menyatukan pemimpin masa depan kedua negara dalam berbagai program, lokakarya, dan dialog.

Proyek Small Rapid Research (SRR) adalah bagian dari program Kemitraan untuk Penelitian Australia dan Indonesia (/Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR), yang didanai oleh Pemerintah Australia.