Dampak COVID-19 pada akses perempuan terhadap air, sanitasi, dan kebersihan di kampung nelayan Indonesia

Praktik kebersihan yang baik penting untuk mencegah penyebaran COVID-19, tetapi hal ini menjadi sangat menantang bagi mereka yang memiliki keterbatasan atas akses ke air dan sanitasi. Peran pengasuhan dan tugas terkait kebersihan secara tradisional biasanya dibebankan pada kelompok perempuan dewasa dan anak perempuan, dan hal ini membuat mereka sangat rentan terhadap COVID-19.

 

Proyek Penelitian Cepat Australia-Indonesia Centre (AIC) yang baru berupaya memahami bagaimana COVID-19 mempengaruhi akses perempuan terhadap air, sanitasi, dan kebersihan (WASH). Penelitian ini berfokus di Tambak Lorok, sebuah desa di Jawa Tengah. Proyek ini akan membantu para pemangku kepentingan untuk mempromosikan kesehatan, keadilan sosial dan politik yang lebih baik di masyarakat.

Studi ini menyoroti pentingnya terlibat langsung dengan masyarakat desa untuk memahami apa yang dapat dilakukan untuk mendukung akses perempuan, dewasa maupun kanak-kanak, terhadap air bersih dan sanitasi, selama pandemi.

Berbagai masalah termasuk banjir yang seringkali terjadi di wilayah pesisir, pasokan air yang terbatas, dan kebiasaan buang air besar sembarangan telah membatasi akses Tambak Lorok ke WASH. Meskipun jumlah kasus COVID-19 di Tambak Lorok tidak teridentifikasi, tim peneliti telah mengetahui melalui perwakilan dari kantor desa bahwa instruksi kesehatan dan kebersihan yang diberikan kepada masyarakat desa sulit untuk diikuti oleh masyarakat.

Proyek penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tindakan apa yang telah diambil oleh pemerintah daerah dan pelayanan kesehatan apa yang telah diberikan untuk menanggapi pandemi, dan bagaimana kebijakan tersebut diterima oleh masyarakat

“Pemerintah daerah, utilitas, dan layanan kesehatan sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” sebut salah satu pimpinan proyek ini, Dr Naomi Francis.

“Mereka perlu mengetahui dampak COVID-19 pada konstituen mereka, terutama perempuan dewasa dan anak-anak terhadap akses ke WASH; dan bagaimana akses yang terbatas ke WASH telah mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjaga diri mereka tetap aman selama pandemi. ”

Penelitian ini juga akan berusaha untuk memahami apakah telah ada perubahan dalam akses perempuan ke WASH sejak pandemi dimulai.

“Kemungkinan perempuan terkena dampak dengan cara yang unik karena mereka adalah pengasuh utama anggota rumah tangga dan mereka terutama bertanggung jawab untuk memastikan rumah tangga mereka memiliki akses ke WASH,” jelas pimpinan lainnya dalam proyek ini, Wigke Capri.

Penelitian juga akan mengidentifikasi perubahan peran gender di desa sejak pandemi dimulai. Sebelumnya, ada peran khusus, seperti laki-laki yang menangkap ikan di laut dan perempuan yang melakukan aktivitas bersih-bersih di sekitar wilayah setelah banjir pesisir. Hal ini mungkin saja telah berubah sejak COVID-19.

Temuan dari penelitian ini akan mendukung institusi lokal untuk memenuhi aspek WASH dan kebutuhan kesehatan masyarakat dengan sebaik-baiknya, terutama sejak pandemi COVID-19.

 

Tim peneliti

Ketua: Dr Naomi Francis (Monash), Wigke Capri (UGM)

Anggota: Diaz Prasongko (UGM), Krisanti Arni Dinda (UGM), Rina Ariyani (UGM)

 

Narahubung media Australia

Marlene Millott
Staf Program PAIR
+61 427 516 851
pair@australiaindonesiacentre.org

Narahubung media Indonesia

Fadhilah Trya Wulandari
Staf Program PAIR
+62 8124 3637 755
pair@australiaindonesiacentre.org

 

Tentang Australia-Indonesia Centre

AIC didirikan oleh Pemerintah Australia dan Indonesia pada tahun 2013. AIC menyatukan 11 universitas – tujuh universitas di Indonesia dan empat di Australia – untuk memajukan hubungan antar-warga dalam sains, teknologi, pendidikan, inovasi, dan budaya. AIC merancang dan memfasilitasi program penelitian bilateral, membawa hasil penelitian ke dalam kebijakan dan praktik. Hal ini membentuk tim interdisipliner yang bekerja secara kolaboratif dengan pemangku kepentingan – kebijakan, bisnis, dan komunitas – untuk menemukan solusi terhadap tantangan regional, nasional dan global.

Selain penelitian, aktivitas penjangkauan AIC berkontribusi pada upaya menghubungkan orang-ke-orang yang lebih luas. Hal ini dilakukan melalui dialog digital yang berusaha untuk memberikan berbagai wawasan baru. Hal tersebut juga mendukung pendalaman pertukaran budaya melalui festival film pendek Indonesia Australia, mengeksplorasi sikap dan persepsi nasional masing-masing terhadap satu sama lain, dan menyatukan pemimpin masa depan kedua negara dalam berbagai program, lokakarya, dan dialog.

Proyek Small Rapid Research (SRR) adalah bagian dari program Kemitraan untuk Penelitian Australia dan Indonesia (Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR), yang didanai oleh Pemerintah Australia.

 

Photo by/Foto oleh Tyler Morgan on Unsplash