Forum kebijakan PAIR-Bappelitbangda mempromosikan kebijakan berbasis bukti di Sulawesi Selatan

Pergeseran paradigma dalam pembuatan kebijakan berbasis bukti ilmiah telah membuka peluang besar bagi para peneliti untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan. Peluang ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan kerjasama yang kuat di antara para pengambil keputusan untuk memastikan hasil penelitian dapat diakses oleh pemangku kepentingan utama untuk pengembangan kebijakan yang efektif (Sekretariat Kabinet RI).

 

Untuk memastikan penelitian PAIR relevan dengan prioritas kebijakan pemerintah, PAIR menggelar forum kebijakan bekerjasama dengan BAPPELITBANGDA Sulsel pada Kamis, 7 November 2021.

Hadir dalam Forum Kebijakan PAIR ini adalah para pejabat dari pemerintah provinsi dan daerah di Sulawesi Selatan, Tim Percepatan Pembangunan Sulsel (TGUPP), mitra kebijakan/LSM, dan peneliti PAIR dari 11 universitas mitra di Australia dan Indonesia.

“Forum ini diharapkan dapat menjembatani pembahasan solusi tantangan pembangunan melalui penelitian PAIR di berbagai sektor”, ujar Kepala BAPPELITBANGDA Sulsel, Andi Darmawan Bintang yang membacakan sambutan pembukaan atas nama Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.

Forum ini dipimpin oleh Mr Kevin Evans, Direktur Indonesia untuk Australia-Indonesia Centre. Dalam pertemuan ini, tim peneliti PAIR berkesempatan untuk berbagi hasil Pilot Project PAIR serta rencana penelitian tahap selanjutnya dalam Strategic Integrated Projects (SIPs).

Dalam paparannya, tim komoditas menyampaikan bahwa penelitian mereka selama tahun 2022 akan fokus pada analisis rantai nilai rumput laut mulai dari budidaya hingga pemasaran dan pengolahan serta penghidupan petani. Penelitian tersebut juga akan meneliti terkait tata kelola dan institusi. Tim komoditas akan bekerja sama dengan tim transportasi, logistik, dan rantai pasok untuk menciptakan transportasi barang antarmoda yang optimal.

“Penelitian ini akan mengoptimalkan pengolahan komoditas dengan meminimalkan biaya pengangkutan baik bahan baku maupun produk olahan”, ujar Prof Nyoman Pujawan, Senior Fellow PAIR dari ITS.

Ada juga diskusi antara pembuat kebijakan dan peneliti khususnya terkait kaum muda, salah satu bidang fokus penelitian PAIR.

Kelompok penelitian kaum muda, kesehatan, dan kesejahteraan akan fokus pada analisis kesenjangan dan desain penelitian bersama tim lainnya dan para pemangku kepentingan selama 2022 untuk mengeksplorasi penguatan kebijakan dan program layanan kesehatan Saat ini, tim peneliti telah melakukan sejumlah studi literatur sebagai antisipasi kendala studi lapangan akibat pandemi.

“Analisis data sekunder yang relevan (kesehatan, ekonomi, sosial) telah dilakukan, termasuk dampak COVID-19 di kabupaten dan kota yang menjadi wilayah studi PAIR,” kata Dr Sudirman Nasir, Senior Fellow PAIR dari Unhas.

Ambo Ala, anggota TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan) Sulsel, mengatakan bahwa rekomendasi program diperlukan agar pemerintah dapat meningkatkan keterampilan kaum muda, terutama di bidang pertanian.

Perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel juga mencatat perubahan besar yang terjadi di Sulawesi Selatan dimana banyak lahan persawahan produktif yang berubah fungsi. Sulawesi Selatan perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan besar di provinsi ini dengan memanfaatkan peluang dan mempersiapkan dampak yang mungkin terjadi. Isu ini telah menjadi bagian riset SIP dari kelompok riset kaum muda dan pembangunan.

“Kami meneliti mata pencaharian dan aspirasi kaum muda dalam konteks perubahan dan pembangunan agraria di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, termasuk bagaimana membekali kaum muda dengan keterampilan dan pendidikan baru yang dibutuhkan”, kata Dr Reni Suwarso, Senior Fellow PAIR dari UI.

“Dengan mempelajari Maros, ini akan menjadi pembelajaran untuk dikembangkan di tingkat provinsi, bahkan di Indonesia”, ujar Dr Reni.

Koordinator penelitian PAIR Dr Hasnawati Saleh menutup acara dengan beberapa catatan penting.

“Tidak ada penelitian yang dapat menjawab semua pertanyaan, namun kehadirannya akan mendukung pembuatan kebijakan, mengisi beberapa kesenjangan kebutuhan data atau bukti untuk perbaikan kebijakan,” kata Dr Nana Saleh.

“Dukungan yang besar sangat diharapkan untuk keberhasilan program PAIR, dan kami berharap penelitian PAIR dapat dijadikan sebagai rekomendasi kebijakan di Sulawesi Selatan.”

Picture of Fadhilah Trya Wulandari

Petugas Program PAIR
The Australia-Indonesia Centre