Ringkasan: Hari 3 PAIR Digital Summit 2020
Mendukung pengembangan dan aspirasi generasi muda Sulawesi Selatan.
Hari ke-3 agenda tahunan PAIR Digital Summit menawarkan wawasan informatif tentang tren ketenagakerjaan dan mobilitas kaum muda di Sulawesi Selatan, dan bagaimana mendukung mereka melalui kebijakan. Profesor Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, yang merupakan Rektor Universitas Hasanuddin dan juga Anggota Dewan AIC, membuka hari ketiga dengan mendorong para panelis menggunakan forum ini untuk menghasilkan pemikiran strategis serta bertukar pikiran tentang isu-isu penting tersebut.
Forum Kebijakan
Dimoderatori oleh Valerina Daniel, Industry Fellow Australia-Indonesia Centre, forum kebijakan ini mengundang para panelis yang merupakan tokoh penting untuk membahas isu ini, yakni:
- Jana Hertz – Team leader Knowledge Sector Initiative yang juga merupakan anggota dewan penasihat PAIR
- Andi Darmawan Bintang, MDev.Plg, Kepala Dinas Tenaga Kerja Sulawesi Selatan
- Pratiwi Hamdhana – Pendiri dan Managing Director Tenoon / Driver Engagement Gojek, dan anggota dewan penasihat PAIR
- Binar Asri Lestari – Think Policy Society
Para panelis membahas dukungan aspirasi pemuda di Sulawesi Selatan melalui kebijakan, dengan memperhatikan pentingnya interseksi dalam suatu kelompok sosial dalam mempertimbangkan akses dan peluang bagi kaum muda, terutama bagi para penyandang disabilitas.
Andi Darmawan Bintang menyebutkan, “Ada faktor budaya yang menjadi kendala [dalam hal ini] karena sebenarnya mereka [penyandang disabilitas muda] memiliki kemampuan tapi masyarakat menganggap mereka tidak mampu sebagai penyandang disabilitas, sehingga mereka diberi sedikit kesempatan [dalam penyerapan tenaga kerja].”
Panelis juga membahas dampak COVID-19 pada para tenaga kerja muda. Peraturan pemerintah yang baru (Omnibus Job Creation Law) disahkan untuk mengatasi beberapa dampak ekonomi dari pandemi global yang juga mempengaruhi ketenagakerjaan. Dalam waktu yang sama, semua tingkat pemerintahan menawarkan berbagai program kerja, pelatihan keterampilan dan kesempatan untuk mendukung kaum muda untuk mengembangkan potensinya.
Para panelis juga menyoroti pentingnya penelitian berbasis bukti yang ditargetkan sebagai dasar pengembangan kebijakan, terutama dalam mendukung penyandang disabilitas muda. Jana Hertz menambahkan, “dari hasil riset dan kolaborasi kami dengan pengambil kebijakan, pemerintah perlu sedikit agresif dalam mengejar beberapa target”.
Forum Penelitian
Forum penelitian mengundang para peneliti dan Senior Fellow PAIR, diantaranya adalah Associate Professor Wolfram Dressler dari Universitas Melbourne dan Dr Wilmar Salim dari Institut Teknologi Bandung, dan dimoderatori oleh Helen Brown dari AIC.
Forum ini membahas tren mobilitas pemuda yang diamati dalam penelitian mereka sejauh ini. Kaum muda Sulawesi Selatan beralih dari gaya hidup agraris dan memiliki kecenderungan untuk berpindah ke [kota] Makassar, dan tingkat pengangguran kaum muda tetap tinggi. Associate Professor Wolfram berkomentar, “Saya pikir ada sesuatu yang tidak sesuai di sini antara apa yang dicita-citakan pemuda dengan datang ke kota, tetapi kemudian menemukan bahwa tidak ada peluang kerja disana.”
Meskipun demikian, pencapaian keterampilan sangat spesifik secara geografis. Tampaknya ada kesenjangan antara kaum muda pedesaan dan pinggiran kota dalam hal kemampuan kerja mereka, dengan dimensi gender juga menambah pengaruh tersebut. Seiring dengan pelonggaran pembatasan COVID-19, Senior Fellow AIC bertujuan untuk mengambil pendekatan etnografis bottom-up untuk melihat lebih jauh aspirasi dan kebutuhan keterampilan kaum muda di Sulawesi Selatan, terutama dengan pengembangan perkeretaapian baru dan pengenalan omnibus job law.
Sebagai penutup PAIR Summit Hari Ketiga, Kirsten Bishop, Minister Counselor for Governance & Human Development di Kedutaan Besar Australia, mengatakan bahwa, “ini adalah waktu yang tepat untuk membantu meletakkan dasar bagi masyarakat yang lebih sejahtera, dan bagi para pemangku kebijakan untuk mengembangkan pendidikan, keterampilan dan pelatihan yang akan menghasilkan hasil ketenagakerjaan yang lebih baik, serta peningkatan produktivitas dan pertumbuhan inklusif untuk Indonesia”.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Hari 3 PAIR Summit 2020, kunjungi di sini.
Diterjemahkan oleh Dilah Trya.