Jalur kereta pedesaan: Tantangan dan manfaat dari rencana jalur kereta api Sulawesi Selatan

Tim peneliti mengidentifikasi kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur kereta api di Sulawesi Selatan dan memperbarui perkiraan angkutan barang sebagaimana mereka mendalami proyek ini lebih jauh.

 

Memfasilitasi pergerakan komoditas rumput laut dan mengidentifikasi tantangan rantai pasok adalah tujuan utama dari Kemitraan Riset Australia-Indonesia (PAIR) dengan berfokus pada jalur kereta api baru yang sedang dibangun di provinsi Sulawesi Selatan.

Pendukung pembangunan infrastruktur ini menilai bahwa jalur kereta dari Makassar ke Parepare dapat menjadi keuntungan bagi pergerakan barang dan penumpang, dan sangat meningkatkan interkonektivitas regional dan daya saing industri. Misalnya, jalur tersebut akan berkontribusi pada penyediaan transportasi umum yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat menciptakan peluang pendidikan yang lebih baik bagi kelompok rentan dan kurang beruntung, seperti perempuan dan anak-anak. Kalangan muda juga diharapkan mendapat manfaat dari peningkatan akses ke pekerjaan. Selain itu, Provinsi Sulawesi Selatan terkenal dengan industri rumput laut, sehingga infrastruktur yang lebih baik diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekspor dari sektor-sektor ekonomi vital di wilayah ini.

Namun, pembangunan infrastruktur tersebut juga memiliki berbagai tantangan perencanaan yang signifikan, misalnya beberapa petani menolak tawaran pemerintah untuk membeli tanah mereka, dan pandemi COVID-19 yang telah menimbulkan pertanyaan tentang rencana jangka panjang penyediaan transportasi umum.

Para peneliti PAIR sebelumnya telah mempelajari rencana perkeretaapian untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi tentang tantangan utama yang mungkin timbul dari pembangunan ini.

Riset terbaru ini bertujuan untuk memperluas jangkauan penelitian sebelumnya dengan menganalisis berbagai angkutan dan transportasi di wilayah tersebut, mengidentifikasi masalah, risiko dan bahaya, dan pada akhirnya memberikan saran dan rekomendasi kepada berbagai tingkatan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan seluruh pemangku kepentingan.

Proyek Strategis Terpadu (Strategic Integrated Project/SIP) menggunakan data dan hasil riset awal dari jalur kereta api Parepare hingga Makassar yang telah mengidentifikasi kesenjangan dalam masterplan dan adanya infrastruktur penghubung yang tidak tersedia. Khususnya lagi, proyek ini akan memperbarui perkiraan angkutan kereta api untuk komoditas utama seperti beras dan semen, dan memberikan perkiraan yang lebih rinci untuk komoditas lain seperti rumput laut yang tidak dipetakan dalam riset sebelumnya.

Proyek ini juga melihat pentingnya pembuatan model untuk angkutan barang antar moda yang optimal, penentuan jenis dan lokasi fasilitas antar moda di sepanjang jalur kereta api, dan kemungkinan mengakomodasi permintaan oleh layanan angkutan pengumpan berbasis jalan (feeder) untuk mendukung angkutan barang.

Selain itu, proyek ini juga akan meletakkan dasar bagi para industri yang terlibat dalam perencanaan penyediaan layanan untuk pemanfaatan kereta api bersama. Tujuan ini akan dicapai melalui empat sub proyek yang saling berhubungan yang menangani tujuan ini dari berbagai sudut yang berbeda, termasuk perbandingan angkutan barang dan angkutan penumpang, masterplan, dan analisis risiko/bahaya.

“Proyek ini akan memberikan wawasan yang diperlukan bagi para pemangku kepentingan untuk memaksimalkan manfaat dari investasi mereka di bidang kereta api,” ujar Senior Fellow PAIR, Professor Andreas Ernst.

“Proyek ini akan mengidentifikasi infrastruktur, layanan, dan kebijakan yang diperlukan untuk memungkinkan peran pendukung yang kuat dalam sistem transportasi terintegrasi.”

Senior Fellow PAIR, Profesor Siti Malkhamah menyebutkan bahwa proyek ini merupakan peluang untuk membawa manfaat nyata dari penelitian.

“Proyek ini merupakan peluang bagi penelitian PAIR untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengisi celah dalam sistem perencanaan yang belum diakomodir oleh pihak lain,” kata Profesor Siti.

Mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi harus melintasi berbagai bidang tanggung jawab utama: pemerintah daerah, provinsi, dan nasional, dimana semuanya memiliki tingkat keterlibatan tertentu. Penelitian ini juga bertujuan untuk membantu mengembangkan sebuah kerjasama birokrasi yang kolaboratif.

Tujuan-tujuan tersebut akan dicapai melalui empat sub-proyek:

  • Analisis sistem transportasi di jalur kereta api Makassar – Parepare dan wilayah Mamminasata
  • Identifikasi potensi masalah dan tantangan di masa depan seperti kesenjangan antara perencanaan dan kebutuhan aktual
  • Rekomendasi penyediaan layanan/infrastruktur tambahan untuk mendukung permintaan
  • Persiapan dasar bagi para penyedia layanan terkait tantangan transportasi di masa depan.

Laporan-laporan yang dikeluarkan sebagai hasil dari riset ini akan menjadi rekomendasi bagi para pemangku kepentingan untuk membantu mereka memaksimalkan manfaat jalur kereta api. Para pemangku kepentingan termasuk pemerintah nasional, daerah, dan provinsi, serta perwakilan dari sektor swasta.

Tim Peneliti

Photo by Muhammad Taufiq on Unsplash

Picture of Lachlan Brooks

PAIR Intern
The Australia-Indonesia Centre