Kolaborasi adalah kunci kemajuan PAIR di tengah krisis COVID

Memasuki fase menengah dari tiga tahun program Kemitraan untuk Penelitian Australia-Indonesia (PAIR), para dewan penasihat riset merefleksikan sejauh mana pencapaian program PAIR dan apa saja rencana ke depannya.

 

Sejak diluncurkan pada bulan Juli 2021, RAP telah melakukan tiga kali pertemuan secara daring. Pertemuan pertama dilaksanakan di bulan Agustus 2020 untuk memperkenalkan program PAIR dan seluruh anggota dewan penasihat riset. Pertemuan kedua di bulan November 2020 untuk berkolaborasi bersama tim peneliti untuk mendiskusikan fokus penelitian. Sementara pada tanggal 16 Juni 2021 lalu, pertemuan dilaksanakan antara dewan penasihat riset dan tim manajemen program PAIR untuk mendiskusikan perkembangan PAIR hingga hari ini seraya menentukan metode-metode terbaik dalam upaya menargetkan penggunaan hasil penelitian ke dalam kebijakan. Di pertemuan ini, dewan penasihat riset memberikan apresiasi atas pencapaian yang diperoleh PAIR di tahun kedua program ini berjalan.

Perkembangan PAIR dan rencana yang akan datang

Dewan penasihat riset membahas pencapaian PAIR baru-baru ini, termasuk peluncuran Laporan Tahunan Perdana PAIR 2019-2020 dan laporan Proyek Percontohan komoditas, transportasi, kaum muda dan kesehatan, dan kaum muda dan pembangunan. komoditas, transportasi, kaum muda, kesehatan dan kesejahteraan, serta kaum muda dan pembangunan. Dua belas Penelitian Cepat COVID-19 juga telah diluncurkan untuk menanggapi pandemi COVID-19 di Indonesia. Laporan pertama mengangkat isu kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kesehatan di Indonesia. Semua penelitian tersebut berhasil diselesaikan di tengah pandemi COVID-19 – bukti ketangkasan dan inovasi dari semua tim yang terlibat dalam PAIR untuk merespons dalam kondisi krisis akibat pandemi.

Sepanjang tahun 2021 ini, aktivitas PAIR akan dilanjutkan dengan Proyek Strategis Terpadu (Strategic Integrated Project/SIPs), Proyek Kerja Taktis (Tactical Work Packages/TWPs), dan peluncuran poros penelitian baru untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia di Sulawesi Selatan melalui skema hibah penelitian – Penelitian Cepat Kaum Muda dan Pembangunan (Young People and Ddevelopment Rapid Research). Strategi Monitoring, Evaluation and Learning (MEL)  juga telah dan akan kembali dilanjutkan dilaksanakan, berikut juga dengan Program Akselerasi Bakat (Talent Accelertor Program/TAP) bagia peneliti awal karir yang akan terus dilaksanakan di sepanjang tahun 2021 dan 2022 mendatang.

TWP saat ini berada dalam tahap desain penelitian untuk melengkapi proyek-proyek penelitian sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh Senior Fellow dan Associate Fellow PAIR di Sulawesi Selatan. TWP akan mengintegrasikan empat bidang fokus penelitian SIP dan menanggapi agenda Kemitraan Pemerintah Australia untuk Pemulihan yang terdiri dari tiga bidang utama: keamanan kesehatan, stabilitas, dan pemulihan ekonomi. TWP juga akan memperkuat kerja PAIR dalam penelitian berbasis kesetaraan gender dan inklusi sosial yang diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi kelompok perempuan dan penyandang disabilitas. Proyek-proyek ini akan diluncurkan menjelang akhir tahun 2021.

Kolaborasi Pentahelix untuk beradaptasi dengan pandemi

Kerangka kerja PAIR fleksibel dan cukup gesit untuk merespons perubahan kondisi sesuai kebutuhan. Salah satu peristiwa besar yang tidak terduga adalah pandemi COVID-19. Pandemi telah mengubah pendekatan dasar kami dalam menjalankan program dan penelitian. Kami tidak hanya mengubah metode operasional kami dalam menghadapi peristiwa-peristiwa tak terduga selama pandemi, melainkan juga  untuk berkontribusi pada basis pengetahuan untuk pemulihan pasca-COVID-19 di Indonesia.

Anggota dewan penasihat riset PAIR terdiri dari tokoh-tokoh berpengaruh di Australia dan Indonesia dari kalangan pemerintah, bisnis dan industri, akademisi dan masyarakat. Mereka membawa serta pengalaman yang luas dan berharga untuk membantu PAIR dalam melaksanakan kolaborasi pentahelix yang dibutuhkan untuk beradaptasi dalam krisis akibat pandemi.

The Penta Helix model provides opportunities for various groups, such as government, academic, industry, community, and media as one unit to take a role in handling the COVID-19 pandemic. Dengan adanya penangguhan kunjungan lapangan di Sulawesi Selatan akibat pandemi,  semua perjalanan ditangguhkan, penelitian PAIR menggabungkan analisis data desktop dan sekunder, dengan analisis data primer yang dikumpulkan menggunakan teknologi dan platform digital.

Model Penta Helix memberi ruang kepada berbagai pihak, merangkul pemerintah, akademisi, bisnis dan industri, masyarakat, hingga media sebagai satu kesatuan untuk mengambil peran dalam penanganan pandemi COVID-19. Dengan adanya penangguhan kunjungan lapangan di Sulawesi Selatan akibat pandemi, penelitian PAIR bertranformasi pada analisis data primer dan sekunder menggunakan teknologi dan platform digital.

“I really appreciate the research carried out by PAIR. In Indonesia, the problems that occur due to the pandemic are around mobility, so coordination does not run smoothly. The best policy coordination and collaboration is using the Penta Helix model,” said Prof Wihana Kirana Jaya, the Special Staff for Economic Affairs and Transportation Investment for the Minister of Transportation, Republic of Indonesia, and RAP member.

“Saya sangat mengapresiasi penelitian yang dilaksanakan PAIR. Di Indonesia, permasalahan yang terjadi sebagai akibat dari pandemi adalah seputar mobilitas, yang menyebabkan koordinasi antar lembaga tidak berjalan dengan lancar.  Maka, koordinasi kebijakan dan kolaborasi terbaik adalah menggunakan model Penta Helix.”, sebut Prof Wihana Kirana Jaya, the  Staf khusus bidang Ekonomi dan Investasi untuk Menteri Perhubungan Indonesian, dan juga sebagai anggota dewan penasihat riset PAIR.

“Pembelajaran yang diperoleh dari 12 proyek penelitian SRR-COVID 19 adalah bagaimana melibatkan pemangku kepentingan, mengumpulkan data, dan berkolaborasi secara virtual dengan cara-cara yang kreatif.”, said Eugene Sebastian, Direktur Program PAIR dan anggota dewan penasihat riset PAIR.

The first COVID-19 Rapid Research  report has been published, and  11 more reports will be released in collaboration with our media partner, The Conversation Indonesia. The Conversation Indonesia is a leading media organisation that specialises in research publication and collaboration between journalists and academics.   This strategic partnership seeks to ensure our research  is widely disseminated to the public.  PAIR is also rolling out a communications strategy to connect our research with stakeholders who can turn our findings into policy, strategies and actions.

Laporan Penelitian Cepat Covid-19 PAIR telah telah diluncurkan, dan peluncuran 11 laporan lainnya akan dilakukan secara berkala bekerjasama dengan rekan media, The Conversation Indonesia.The Conversation Indonesia adalah organisasi media terkemuka yang mengkhususkan diri dalam publikasi penelitian dan kolaborasi antara jurnalis dan akademisi. Kemitraan strategis ini berupaya memastikan penelitian PAIR disebarluaskan ke publik. PAIR juga meluncurkan strategi komunikasi untuk menghubungkan penelitian kami dengan pemangku kepentingan yang dapat mengubah temuan kami menjadi kebijakan, strategi, dan aksi dari para pemegang kebijakan.

PAIR menyambut anggota baru

Dewan Penasihat Riset PAIR terdiri dari para pemimpin berpengaruh dalam ranah kebijakan, akademisi, bisnis, dan masyarakat yang berupaya untuk mengatasi tantangan koordinasi antara pusat dan daerah. Baru-baru ini, kami menyambut dua anggota RAP yang baru bergabung untuk menggantikan anggota RAP sebelumnya. Kami ucapkan selamat datang kepada:

  • Ibu Anna McNicol, Plt Menteri-Konselor untuk Ekonomi, Investasi, dan Infrastruktur, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan
  • Prof Heri Hermansyah, Plt Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Riset dan Teknologi, Republik Indonesia

Kami juga berterima kasih kepada anggota RAP sebelumnya, Ibu Allison Duncan dan Prof Ocky Karna Radjasa, atas kontribusi mereka bagi perjalanan program PAIR.

Pertemuan virtual ini menandai batu bangunan utama lainnya dalam basis pemangku kepentingan yang luas sebagai langkah menuju penelitian dan program yang benar-benar kolaboratif. Kami menantikan pertemuan berharga berikutnya di bulan November.

Picture of Fadhilah Trya Wulandari

Manajemen Program PAIR
The Australia Indonesia Centre

Picture of Marlene Millott

Manajemen Program PAIR
The Australia Indonesia Centre