Lokakarya virtual menghubungkan peneliti selama pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah membawa sejumlah tantangan pada cara penelitian internasional beroperasi dan juga menyoroti peran penting yang dimainkan penelitian dalam menanggapi masalah kompleks tersebut.

 

Pembatasan perjalanan dan periode yang penuh ketidakpastian telah menunda sejumlah rencana dan memaksa organisasi untuk memikirkan kembali bagaimana mereka bekerja melintasi perbatasan negara, dan bagaimana mereka dapat merespons dengan cepat dan gesit terhadap kondisi saat ini.

Pivot COVID-19 PAIR

Pada bulan Maret, ketika pandemi menyebar di Australia dan Indonesia, Australia-Indonesia Centre dengan cepat beradaptasi dan memindahkan semua tugas operasional secara online. Program PAIR dengan cepat mengambil tindakan untuk memastikan tidak ada resiko bagi kesehatan dan keselamatan para peneliti kami, Tim Manajemen Program (PMT), dan juga masyarakat di Sulawesi Selatan, tempat PAIR beroperasi.

Proyek Percontohan PAIR dilakukan secara online dan dilakukan dari jarak jauh, tanpa melakukan penelitian lapangan di Sulawesi Selatan. Analisis yang dilakukan adalah gabungan dari analisis desktop dan sekunder, dengan analisis data primer yang dikumpulkan menggunakan platform dan teknologi digital.

Diplomasi Australia-Indonesia didukung oleh generasi baru peneliti muda

Topik Proyek Percontohan juga telah diformulasi kembali agar relevan. Proyek penelitian dari Kaum Muda, Kesehatan dan Kesejahteraan saat ini berfokus sepenuhnya pada dampak COVID-19 pada kaum muda di Sulawesi Selatan. Komponen proyek Komoditas sekarang melibatkan pendokumentasian efek COVID-19 pada industri rumput laut, dan perbandingan dengan kegiatan pertanian lainnya. Proyek Kaum Muda dan Pembangunan mengeksplorasi aspirasi sosial-ekonomi dan pembangunan kaum muda di dunia pasca-COVID-19. Sementara proyek Transportasi, Logistik dan Rantai Pasok meletakkan dasar untuk perencanaan transportasi yang terintegrasi dan terhubung serta berpusat pada perkeretaapian, yang merupakan langkah pertama yang penting dalam memastikan bahwa konektivitas tahan terhadap bencana dan krisis di masa depan.

Pertukaran ide dan pertemuan virtual

Kegiatan utama dari program PAIR adalah lokakarya dua kali dalam satu tahun yang mempertemukan semua peneliti PAIR, Tim Manajemen Program, dan pemangku kepentingan untuk merancang dan mendiskusikan penelitian program. Sejauh ini, penyelenggaraannya telah dilaksanakan di Melbourne (September 2019) dan Makassar (November 2019 dan Februari 2020). Lokakarya selanjutnya seharusnya diadakan di Perth pada Juni 2020.

Pembatasan perjalanan akibat pandemi membuat PAIR berinovasi dan merancang multi-komponen dalam lokakarya agar dapat dijalankan sepenuhnya secara online di bulan Agustus 2020.

Sebelum lokakarya, masing-masing kelompok peneliti berbagi temuan awal dari Proyek Percontohan mereka melalui video atau presentasi PowerPoint.

Para peneliti PAIR dan Tim Manajemen Program bergabung dari sembilan kota berbeda untuk lokakarya virtual. (Image: AIC)

Lokakarya virtual pertama digelar pada Selasa, 4 Agustus via Zoom, dengan 29 peneliti dan tujuh anggota Tim Manajemen Program dari sembilan lokasi. Selama lokakarya ini, para peneliti bekerja sama untuk menjawab pertanyaan dan menemukan titik integrasi antara empat temuan proyek ranah penelitian.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menghabiskan satu minggu untuk bekerja secara terpisah dan merencanakan proposal Proyek Strategis Terpadu (Strategic Integrated Project/SIP) mereka.

Baca juga: Menjawab kebutuhan daerah – PAIR Visioning 1 di Makassar

Tim peneliti kemudian akan berkumpul kembali pada Rabu 12 Agustus untuk membahas proposal masing-masing ranah penelitian, memberikan umpan balik dan membantu satu sama lain menyempurnakan proposal untuk memastikan penelitian tersebut saling berhubungan dan saling melengkapi.

Model divergensi dan konvergensi virtual ini adalah kunci untuk memastikan tim yang kohesif dan model penelitian kolaboratif. Lokakarya virtual ini tidak hanya merefleksikan struktur lokakarya tatap muka, tetapi juga memungkinkan manfaat tambahan berupa fleksibilitas yang diperlukan didunia COVID yang baru ini. Kita semua tentunya tidak sabar untuk melihat apa yang dapat dicapai oleh seluruh tim ini nantinya.

Diterjemahkan oleh Fadhilah Trya Wulandari.

Picture of Marlene Millott

PAIR Program Officer
The Australia-Indonesia Centre