Masterplan Smart City dan Smart Transportation: Menjadikan sistem kereta api sebagai pusat transportasi terpadu Sulawesi Selatan
Proyek kereta api Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan bukan hanya jalur kereta api pertama di kawasan itu, tetapi juga bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang lebih besar di Indonesia, seperti yang dibahas dalam lokakarya PAIR.
Sasaran proyek adalah meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Selatan; Hal ini akan dicapai dengan meningkatkan nilai ekonomi dan mobilitas orang dan barang termasuk produk pertanian, industri, kelautan, dan pariwisata.
Mendukung potensi strategis jalur dan sistem perkeretaapian Provinsi Sulawesi Selatan, Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) di bawah Australia-Indonesia Centre (AIC) menggelar workshop bertema smart city and smart transportation pada 21 dan 22 Juli mendatang. 2022 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Acara tersebut dihadiri oleh tiga puluh tiga perwakilan dari Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Encoding, Dinas Perhubungan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Hadir pula perwakilan dari lima kabupaten dan kota yang dilalui jalur KA Sulawesi Selatan: Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, dan Kota Parepare.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang peningkatan dan kapasitas pemangku kepentingan di lima kota dan provinsi dalam menyusun Masterplan Kota Cerdas (Smart City) dan Rencana Induk Transportasi Cerdas (Smart Transportation). Dengan jalur dan sistem rel sebagai simpul, Sulawesi Selatan siap menjadi pusat mobilitas dan ekonomi.
Selain itu, acara ini juga sebagai Focus Group Discussion (FGD) untuk mengumpulkan masukan dan memvalidasi metode dan pengembangan konsep Smart City dan Smart Transportation Masterplan yang telah disusun oleh tim Peneliti PAIR yang dipimpin oleh Tony Dwi Susanto, Ph. D.
Workshop dibuka secara resmi oleh Direktur Program PAIR Dr Eugene Sebastian dan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Encoding Provinsi Sulawesi Selatan Amson Padolo, S.Sos., M.Si. yang mengapresiasi kerjasama peneliti Australia dan Indonesia dalam mendukung rencana pembangunan tersebut.
Sesi hari pertama dipandu oleh peneliti Tony Dwi Susanto, Ph.D dan Nidia Avisyah Putri, S.Kom yang menjelaskan tentang konsep dan metodologi penyusunan Smart City Masterplan termasuk Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Hari itu diakhiri dengan pembahasan draft Masterplan Smart City di kota dan kabupaten yang dilalui jalur kereta api di Sulawesi Selatan.
“Sistem KA Makassar-Parepare akan menjadi sistem transportasi strategis yang menghubungkan kota dan kabupaten di Sulawesi Selatan dan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi simpul mobilitas dan pusat bisnis lintas wilayah,” kata Dr Tony Dwi Susanto.
“Mengantisipasi potensi tersebut sekaligus mendukung Program Nasional Gerakan Kota Pintar, lima pemerintah kota/kabupaten dan provinsi Sulawesi Selatan direkomendasikan untuk mengikutsertakan dan menjadikan stasiun kereta api di wilayahnya menjadi pusat bisnis dan logistik produk daerah sebagai sekaligus sebagai simpul berbagai moda transportasi dari, ke, dan dalam kawasan,” lanjutnya.
“Smart City Masterplan termasuk Smart Transportation Masterplan dari masing-masing daerah perlu mengakomodir rencana strategis.” Di penghujung hari pertama, draft metodologi dan Masterplan Smart City divalidasi oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mencakup berbagai rekomendasi dalam enam dimensi Smart City, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society, dan Smart Environments.
Workshop hari kedua lebih fokus pada topik Smart Transportation yang dibawakan oleh peneliti Prof. Dr. eng. Muhammad Isran Ramli, S.T., M.T. yang membawakan materi “Smart Transportation dan Implementasinya” dan Prof. Ir. Sakti Adji Adisasmita, M.Sc., M.Eng.Sc., Ph.,D dengan materi “Mega City dan Mega Airport (Futuristic Innovation in Aviaton and the Airport World) – Konektivitasnya Dalam Kerangka Sistem Transportasi Multimoda “. Hari ditutup dengan Alifia Az-Zahra, M.T yang memaparkan draft hasil penelitian Smart Transportation di lima kota/kabupaten di Sulawesi Selatan dengan sistem stasiun dan kereta sebagai pusatnya.
Rancangan peta titik kegiatan masyarakat dan jalur transportasi, usulan Transit Oriented Development (TOD), revitalisasi Petepete, sistem informasi transportasi terintegrasi, Electric Vehicle Charging Station (EVCS) di setiap stasiun kereta api, dan komunitas transportasi regional di lima kota dan Kabupaten di Sulsel juga divalidasi oleh OPD dan BPKA Sulsel di penghujung hari kedua.
“Melalui workshop ini, kami berharap berbagai hasil penelitian PAIR dapat memiliki nilai yang bermanfaat dan berkelanjutan, termasuk dalam bentuk perencanaan dan kebijakan daerah sehingga dapat diimplementasikan sebagai strategi dalam mencapai visi dan misi daerah,” kata Dr Tony Dwi Susanto, menutup workshop.