Membangun rantai pasok ‘cerdas’ untuk perawatan kesehatan di Indonesia
Rantai pasokan Indonesia kurang koordinasi dan integrasi, sehingga rumah sakitnya tidak dapat menanggapi dengan cepat tuntutan baru yang disebabkan oleh COVID-19. Bagaimana teknologi digital dapat membantu?
Proyek Penelitian Cepat Australia-Indonesia Centre (AIC) terbaru akan menyelidiki masalah rantai pasokan di Indonesia, dan bagaimana Australia dapat mendukung peningkatan yang diperlukan.
Melonjaknya kasus COVID-19 di seluruh dunia telah menyebabkan banyak rantai pasokan berjuang pada gangguan dan pembatasan terhadap manusia, sistem dan pergerakan, dan gangguan ini terutama dirasakan dalam perawatan kesehatan, dimana rumah sakit sangat membutuhkan peningkatan jumlah Alat Pelindung Diri (APD) dan produk kesehatan lainnya.
Proyek ini kemudian bertujuan untuk membentuk ‘Smart Healthcare Supply Chains’ di Indonesia yang meningkatkan kapabilitas profesional pengadaan dan rantai pasokan menggunakan teknologi digital.
Studi ini akan mengidentifikasi peluang untuk menerapkan teknologi baru, terutama dalam penggunaan data besar dan analitik data.
“Penerapan teknologi yang muncul sebagai bagian dari Smart Supply Chains sangat difokuskan pada informasi dan manajemen data,” ujar salah satu ketua proyek penelitian, Dr Wawan Dhewanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Proyek ini akan menangani masalah seputar pengumpulan, perlindungan, penyebaran, dan berbagi data untuk memungkinkan pelaksanaan dan aktivitas rantai pasokan secara real-time dapat berlangsung. ”
Proyek ini juga akan menghubungkan para ahli di Australia dengan orang-orang di Indonesia, agar Australia dapat membagikan kemajuan mereka di bidang ini dengan mitra mereka di Indonesia.
“Kemajuan yang cukup besar telah dibuat di Australia dalam membangun Rantai Pasokan Perawatan Kesehatan Cerdas, dengan beberapa contoh yang berhasil untuk digunakan di negara bagian Victoria,” sebut salah satu ketua proyek lainnya, Prof. Amrik Sohal dari Monash University.
“Proyek ini akan melibatkan Australian Digital Health Authority dan Health Purchasing Victoria, serta sejumlah penyedia Layanan Kesehatan lokal di Melbourne dalam diskusi dengan mitra mereka di Indonesia.”
Transfer pengetahuan ini akan membangun hubungan antara peneliti perawatan kesehatan, praktisi, dan pembuat kebijakan di kedua negara dan memungkinkan mereka untuk berkolaborasi di masa depan dalam proyek lainnya.
Tim Peneliti
Ketua: Prof. Amrik Sohal (Monash), Dr Wawan Dhewanto (ITB)
Anggota: Prof. Daniel Prajogo (Monash), Dr Mursyid Hasan Nasri (ITB)
Narahubung media Australia
Marlene Millott
Staf Program PAIR
+61 427 516 851
pair@australiaindonesiacentre.org
Narahubung media Indonesia
Fadhilah Trya Wulandari
Staf Program PAIR
+62 8124 3637 755
pair@australiaindonesiacentre.org
Tentang Australia-Indonesia Centre
AIC didirikan oleh Pemerintah Australia dan Indonesia pada tahun 2013. AIC menyatukan 11 universitas – tujuh universitas di Indonesia dan empat di Australia – untuk memajukan hubungan antar-warga dalam sains, teknologi, pendidikan, inovasi, dan budaya. AIC merancang dan memfasilitasi program penelitian bilateral, membawa hasil penelitian ke dalam kebijakan dan praktik. Hal ini membentuk tim interdisipliner yang bekerja secara kolaboratif dengan pemangku kepentingan – kebijakan, bisnis, dan komunitas – untuk menemukan solusi terhadap tantangan regional, nasional dan global.
Selain penelitian, aktivitas penjangkauan AIC berkontribusi pada upaya menghubungkan orang-ke-orang yang lebih luas. Hal ini dilakukan melalui dialog digital yang berusaha untuk memberikan berbagai wawasan baru. Hal tersebut juga mendukung pendalaman pertukaran budaya melalui festival film pendek Indonesia Australia, mengeksplorasi sikap dan persepsi nasional masing-masing terhadap satu sama lain, dan menyatukan pemimpin masa depan kedua negara dalam berbagai program, lokakarya, dan dialog.
Proyek Small Rapid Research (SRR) adalah bagian dari program Kemitraan untuk Penelitian Australia dan Indonesia (Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR), yang didanai oleh Pemerintah Australia.