Mengidentifikasi hambatan terhadap perwujudan manfaat perkeretaapian pertama di Sulawesi Selatan

Lihat Siaran Pers ini sebagai PDF
Jalur kereta api baru akan mengubah Sulawesi Selatan, tetapi bagaimana kita bisa memaksimalkan manfaatnya? Sistem transportasi, logistik dan rantai pasok disekitarnya diyakini akan memainkan peran kunci.
Menghubungkan ibu kota Makassar dengan Parepare hingga ke utara Sulawesi, jalur kereta api memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat di sepanjang jalurnya.
Baca wawasan terkini dari proyek percontohan PAIR [September 2020]
Tim peneliti interdisiplin dari Australia-Indonesia Centre akan melihat kondisi transportasi, logistik dan rantai pasok di provinsi ini, dan potensi dampak yang dihasilkan oleh kehadiran kereta api pertama di wilayah tersebut. Mereka juga akan mengembangkan strategi untuk memastikan dampak positif yang dihasilkan, berjangkauan luas, dan seadil mungkin.
Semua penelitian akan dilakukan dari jarak jauh, tanpa perlu perjalanan lapangan.
Latar Belakang
Pembangunan tahap pertama dari jalur kereta api Trans-Sulawesi, kereta api pertama di Indonesia timur, saat ini sedang berlangsung berkat sebagian besar investasi infrastruktur Presiden Jokowi yang berfokus pada daerah yang sedang berkembang.
Agar jalur kereta api menjadi efektif dan membuat perbedaan nyata bagi masyarakat Sulawesi Selatan, jalur tersebut perlu diintegrasikan dengan banyak sistem dan organisasi lain.
Sebagai transportasi barang, kereta api perlu dihubungkan ke pelabuhan, fasilitas antar moda, dan zona industri. Kebijakan yang tepat untuk mengelola operasi pengiriman dan mengantisipasi peningkatan penggunaan seiring dengan meningkatnya produksi komoditas juga akan sangat penting.
Sebagai transportasi publik, perkeretaapian perlu diintegrasikan dengan bus, memiliki layanan dan jadwal yang sesuai dengan permintaan, dan perlu diberi harga yang wajar, dengan struktur dan koordinasi manajemen yang tepat.
Tim peneliti
PAIR domain: Transportasi, logistik, dan rantai pasok
Senior Fellows: Prof. Siti Malkhamah (UGM), Prof. Nyoman Pujawan (ITS), Prof. Andreas Ernst (Monash)
Associate Fellows: Dr Dyah Rahmawati Hizbaron (UGM), Dr Imam Muthohar (UGM), Dr Ira Mutiara Anjasmara (ITS), Dr Tony Dwi Susanto (ITS), Dr Simon Bowly (Monash)
Ini adalah Proyek Penelitian Percontohan keempat PAIR. Sebelumnya, kami telah merilis proyek penelitian dari domain: ‘Pemuda dan Pembangunan’ and ‘Pemuda, Kesehatan, dan Kesejahteraan’, dan ‘Komoditas’.
Narahubung media Australia
Marlene Millott
PAIR Program Officer
+61 427 516 851
pair@australiaindonesiacentre.org
Narahubung media Indonesia
Fadhilah Trya Wulandari
Petugas Program PAIR
+62 8124 3637 755
pair@australiaindonesiacentre.org
Tentang PAIR
PAIR adalah program unggulan untuk model penelitian terbaru AIC, yang didukung oleh Pemerintah Australia, Pemerintah Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan sebelas universitas mitra AIC di Australia dan Indonesia.
Berfokus pada Sulawesi Selatan, PAIR menjelajahi wilayah pantai barat provinsi, tempat jalur kereta baru sepanjang 145 kilometer dibangun, menghubungkan dua kota besar dan tiga kabupaten: Makassar, Maros, Pangkajene, Barru dan Parepare. PAIR akan mengeksplorasi empat bidang utama: rumput laut sebagai komoditas utama; transportasi, logistik dan rantai pasok; kesehatan dan kesejahteraan pemuda; serta keterampilan dan pembangunan pemuda.
Kunjungi situs PAIR untuk informasi lebih lanjut.
Tentang Australia-Indonesia Centre
Melalui webinar: In Conversation, Australia-Indonesia Centre telah membedah dampak COVID-19 dari berbagai perspektif, termasuk kesehatan masyarakat, ekonomi, pemerintahan, perdagangan internasional dan pendidikan dalam skala global. Penelitian PAIR akan menambah upaya ini karena kami terus mencari cara untuk bekerja bersama menuju pemulihan dan pembangunan berkelanjutan.
The Australia-Indonesia Centre adalah konsorsium yang terdiri dari 11 universitas terkemuka berbasis penelitian yang terletak di kedua negara. Misinya adalah untuk mengembangkan hubungan orang-ke-orang (people-to-people) dalam sains, teknologi, pendidikan, inovasi dan budaya.
Kunjungi situs AIC untuk informasi lebih lanjut.
Photo oleh Agung Pananrang di Bone, Sulawesi Selatan.