Dicari: jalan keluar bagi para pekerja pariwisata Indonesia

Satu dari 10 pekerja Indonesia secara langsung terpengaruh oleh kemacetan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor pariwisata, yang menyumbang hampir 6% dari PDB.

 

Bagaimana pembatasan sosial yang dilaksanakan secara global dan domestik akibat COVID-19 berdampak pada kelompok ini, terutama bagi kelompok yang paling rentan, dan bagaimana mereka akan pulih?

Proyek Penelitian Cepat Australia-Indonesia Centre (AIC) yang baru ini akan melakukan penilaian dampak ekonomi di 34 provinsi untuk memahami resiko pekerjaan dan dampaknya dari hilangnya lapangan pekerjaan di sektor pariwisata bagi perempuan, kaum muda dan kelompok berpenghasilan rendah.

Di seluruh dunia, lebih dari 100 juta pekerjaan diperkirakan hilang di sektor pariwisata secara global karena pandemi COVID-19.

Di Indonesia, pada Januari-April 2020, kedatangan wisatawan mancanegara turun sebesar 45% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka ini belum termasuk wisatawan domestik. Sebanyak 12,5 juta pekerjaan terkait pariwisata dipegang oleh orang-orang dalam kelompok rentan, termasuk wanita, kaum muda dan orang-orang dengan keahlian dan pendapatan rendah.

Pembatasan sosial yang berkepanjangan akibat COVID-19 dan ketidakpastian akan menyulitkan sektor pariwisata untuk pulih dan meningkatkan kondisi krisis bagi kelompok masyarakat yang sudah rentan.

Dalam menyelidiki dampak COVID-19 di sektor pariwisata, proyek baru ini akan berfokus khususnya pada hilangnya pekerjaan, tingkat pengangguran, dan penurunan pendapatan bagi perempuan, pemuda, dan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

“Dengan melakukan analisis di tingkat provinsi, kami akan mengidentifikasi komunitas yang terpinggirkan dan rentan, dan yang paling terkena dampak dari penurunan pariwisata selama pandemi,” jelas salah satu ketua tim peneliti, Dr Ya-Yen Sun.

Hasil studi ini akan memberikan informasi dan bukti penting kepada para pembuat kebijakan dalam membuat keputusan penting, segera, dan berdampak jangka panjang dalam upaya mendukung kelompok rentan yang kehilangan mata pencaharian mereka.

“Selama masa krisis akibat pandemi global ini, langkah-langkah pemerintah yang signifikan dan cepat diperlukan untuk mendukung industri pariwisata dan untuk melindungi mata pencaharian para pekerja,”sebut ketua tim peneliti lainnya, Dr Ilmiawan Auwalin.

Tim peneliti ini juga akan memberikan saran tentang paket stimulus yang dibutuhkan oleh angkatan kerja dalam upaya upskill, re-skill, dan multi-skill, dan untuk memperkuat ketahanan sektor ini dalam menangani krisis serupa di masa depan.

 

Tim Peneliti

Ketua: Dr Ya-Yen Sun (UQ), Dr Ilmiawan Auwalin (Unair)

Anggota: Dr Jie Wang (UQ)

 

Narahubung media Australia

Marlene Millott
Staf Program PAIR
+61 427 516 851
pair@australiaindonesiacentre.org

Narahubung media Indonesia

Fadhilah Trya Wulandari
Staf Program PAIR
+62 8124 3637 755
pair@australiaindonesiacentre.org

 

Tentang Australia-Indonesia Centre

AIC didirikan oleh Pemerintah Australia dan Indonesia pada tahun 2013. AIC menyatukan 11 universitas – tujuh universitas di Indonesia dan empat di Australia – untuk memajukan hubungan antar-warga dalam sains, teknologi, pendidikan, inovasi, dan budaya. AIC merancang dan memfasilitasi program penelitian bilateral, membawa hasil penelitian ke dalam kebijakan dan praktik. Hal ini membentuk tim interdisipliner yang bekerja secara kolaboratif dengan pemangku kepentingan – kebijakan, bisnis, dan komunitas – untuk menemukan solusi terhadap tantangan regional, nasional dan global.

Selain penelitian, aktivitas penjangkauan AIC berkontribusi pada upaya menghubungkan orang-ke-orang yang lebih luas. Hal ini dilakukan melalui dialog digital yang berusaha untuk memberikan berbagai wawasan baru. Hal tersebut juga mendukung pendalaman pertukaran budaya melalui festival film pendek Indonesia Australia, mengeksplorasi sikap dan persepsi nasional masing-masing terhadap satu sama lain, dan menyatukan pemimpin masa depan kedua negara dalam berbagai program, lokakarya, dan dialog.

Proyek Small Rapid Research (SRR) adalah bagian dari program Kemitraan untuk Penelitian Australia dan Indonesia (Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR), yang didanai oleh Pemerintah Australia.

Foto oleh Killian Pham di Unsplash.