Meningkatkan industri rumput laut Sulawesi Selatan

Bagaimana budidaya rumput laut dapat memainkan peran kunci dalam pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Selatan?

 

Budidaya rumput laut yang berkelanjutan secara lingkungan dan sosial menjadi fokus kerja tim peneliti Indonesia dan Australia.

Tim peneliti sedang mengkaji bagaimana menumbuhkan industri rumput laut di Sulawesi Selatan, menguntungkan para petani, sekaligus menghindari potensi kerugian yang mungkin terjadi.

Sulawesi Selatan menghasilkan lebih dari sepertiga pasokan rumput laut Indonesia dan 11% dari pasokan global, yang berarti bahwa rumput laut adalah industri penting bagi daerah, negara, dan pasar global. Lebih dari 35.000 rumah tangga di provinsi ini mengandalkan budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian mereka.

Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi industri rumput laut sebagai prioritas dan mengakui potensi perannya dalam penanggulangan kemiskinan.

Sebuah proyek baru dari Kemitraan Riset Australia-Indonesia (PAIR) akan mengumpulkan tim peneliti interdisiplin untuk meningkatkan praktik, efisiensi, kebijakan, dan produksi di sektor rumput laut di Sulawesi Selatan. Proyek ini akan memiliki enam fokus utama:

  • Phyconomy Berkelanjutan
  • Budidaya dan Mata Pencaharian
  • Pemasaran Domestik
  • Pengolahan
  • Rantai Nilai Global
  • Kebijakan dan Institusi.

Kegiatan peneliti akan mencakup survei dengan petani rumput laut, diskusi dengan para pengambil kebijakan, analisis dampak penggunaan plastik dalam budidaya rumput laut, eksplorasi teknologi untuk mengembangkan produk-produk rumput laut, dan studi pasar global rumput laut.

“Keenam subproyek ini dirancang untuk mengeksplorasi dan meningkatkan, aspek biofisik, sosial dan ekonomi budidaya rumput laut pada berbagai skala,” kata Senior Fellow AIC Prof Nunung Nuryartono.

“Kami berfokus pada rumput laut di SulSel, menggunakan studi kasus berbasis lokasi yang menghasilkan wawasan tentang perkembangan industri rumput laut Indonesia yang lebih luas.”

Proyek ini didasarkan pada temuan dari penelitian PAIR sebelumnya yang dilakukan terkait industri rumput laut di Sulawesi Selatan. Penelitian ini menemukan bahwa industri ini menghadapi masalah terkait biaya logistik dan transportasi yang tinggi, pemahaman yang terbatas tentang kebutuhan petani, pedagang, dan pengolah, serta kurangnya kebijakan yang efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Proyek ini akan memberikan wawasan, mengidentifikasi isu dan masalah, serta mengeksplorasi solusi dan inovasi untuk mendukung pengambilan kebijakan Pemerintah Sulawesi Selatan, Pemerintah Indonesia, asosiasi, dan sektor industri.

 

The research team

Bidang penelitian: Komoditas

Senior Fellow: Prof. Nunung Nuryartono (IPB), Dr Scott Waldron (UQ)

Associate Fellow: Dr Muhammad Farid Dimjati Lusno (UNAIR), Dr Sulfahri (UNHAS), Dr Alexandra Langford (UQ), Dr Kustiariyah Tarman (IPB), Dr Syamsul H. Pasaribu (ITB),  Dr Ulfah J. Siregar (ITB)

Photo by Benjamin L. Jones on Unsplash

PAIR Intern
The Australia-Indonesia Centre