Fase awal penelitian PAIR hampir rampung

Penemuan awal pertama yang merupakan keluaran dari penelitian bilateral dan interdisiplin terbaru AIC telah rampung.

 

Tim peneliti program Kemitraan Riset Australia-Indonesia (Partnership for Australia-Indonesia Research/PAIR) baru-baru ini mempresentasikan temuan awal dari proyek percontohan mereka yang berlangsung dari Mei hingga November tahun ini.

Pembaruan ini, ilustrasi pertama dari terobosan penelitian yang telah dilaksanakan, akan memperluas pemahaman masing-masing kelompok penelitian tentang konteks yang sedang dikerjakan PAIR, dan menginformasikan desain tahap penelitian berikutnya (akan diluncurkan pada bulan Desember).

Tentu saja waktu tatap muka dan kunjungan lapangan jauh lebih sedikit daripada rencana awal, tetapi penelitian telah dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai sumber data dan jalur komunikasi.

Di bawah ini adalah temuan awal dan perkembangan keempat tim peneliti PAIR.

 

Mengeksplorasi dampak COVID-19 pada kaum muda di Sulawesi Selatan

Tim peneliti di bidang Kaum Muda, Kesehatan dan Kesejahteraan melihat masalah sosial, kesehatan dan ekonomi yang dihadapi oleh kaum muda yang diakibatkan oleh pandemi.

Dengan menggunakan data di tingkat desa dan dari Badan Pusat Statistik (BPS), para peneliti menemukan tren yang menarik dalam kaitannya dengan kerentanan kesehatan di Sulawesi Selatan, terutama di tiga kabupaten PAIR: Pangkep, Barru dan Maros.

  • Lebih dari empat orang di setiap desa di Kabupaten Pangkep hidup dengan disabilitas fisik, termasuk proporsi kasus dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi. Tingkat disabilitas untuk tuna rungu, tuna netra, dan tuna wicara juga lebih banyak dibanding rata-rata nasional.
  • Dibandingkan orang tua, kaum muda di usia produktif (17 sampai 54 tahun) kurang memahami dan kurang mematuhi aturan jarak sosial, tetapi secara keseluruhan, tingkat kesadaran dan kepatuhan masih cukup tinggi.

Langkah selanjutnya adalah menggunakan data Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) untuk menilai kerentanan ekonomi masyarakat pada kelompok kesehatan berisiko, merancang dan  melakukan survei tenaga kesehatan online.

Baca lebih lanjut tentang proyek ini.

 

Membuka potensi industri rumput laut Sulawesi Selatan

Tim peneliti di bidang Komoditas mengeksplorasi kondisi industri rumput laut di Sulawesi Selatan saat ini dengan tujuan memberikan saran untuk meningkatkannya.

COVID-19 akan menjadi faktor dalam analisis dan menggabungkannya secara khusus pada penelitian ini dengan melihat pengaruhnya terhadap sektor dan kegiatan pertanian.

Tim ini menggunakan berbagai data sekunder, termasuk pencitraan satelit dan angka serta data COVID-19, untuk menganalisis faktor pendorong, trend, dan elemen lain dari rantai nilai rumput laut Sulawesi Selatan yang dimulai dari budidaya hingga ekspor dan termasuk dimensi sosial-politik dan ekonomi.

  • Temuan utamanya adalah seberapa besar produksi dan keuntungan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan pada berbagai faktor-faktor seperti kedalaman laut, suhu, curah hujan dan kedekatan dengan sungai, serta faktor ekonomi dan sosial. Misalnya, di daerah dengan rumput laut yang hanya tumbuh dalam waktu singkat setiap tahun, petani dapat membayar hingga setengah dari keuntungan mereka dari benih, sedangkan petani yang mampu menanam sepanjang tahun dapat mencukupi kebutuhan sendiri.
  • Dalam mencari produk alternatif dimana rumput laut dapat digunakan, para peneliti juga telah meneliti metode baru pengolahan rumput laut untuk produksi bioetanol. Dengan menggunakan pendekatan baru, tim ini menemukan bahwa perlakuan awal ozon dan jamur merupakan alternatif yang layak untuk metode asam yang potensial saat ini, tetapi sangat mahal.

Melanjutkan penelitian ini kedepannya, berbagai organisasi rumput laut, pemerintah dan industri akan bermitra dengan PAIR untuk membantu peneliti lebih memahami rantai nilai rumput laut dan praktik pertanian lokal, termasuk produksi, mata pencaharian, dan ekonomi tingkat rumah tangga.

Baca lebih lanjut tentang proyek ini.

 

Mengidentifikasi hambatan terhadap perwujudan manfaat perkeretaapian pertama di Sulawesi Selatan

Tim peneliti PAIR di bidang Transportasi, Logistik, dan Rantai pasok berfokus pada jalur kereta api baru di Sulawesi Selatan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek yang dapat membatasi perwujudan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat di sepanjang jalurnya.

Tim ini telah menganalisis berbagai kumpulan data termasuk informasi spasial, permintaan angkutan dan perkiraan kapasitas, serta melakukan analisis kesenjangan tata kelola pemerintahan di sektor ini.

Perkembangan hingga saat ini:

  • Satu celah yang jelas ditemukan adalah tidak adanya perencanaan jalur kereta api dalam rencana induk kota pintar untuk Makassar dan Parepare (kota di kedua ujung jalur kereta api). Para peneliti sedang mengatur rencana diskusi yang fokus pada  otoritas nasional, provinsi dan lokal untuk melihat apakah rencana ini terintegrasi.
  • Penilaian bahaya tanah longsor dan banjir di sepanjang jalur rel kereta api menggunakan data geografis. Rel kereta api sebagian besar berada di dataran rendah yang berpotensi banjir dan longsor.
  • Data demografis dan penggunaan lahan telah diidentifikasi dan saat ini sedang dalam proses analisis. Tujuannya adalah untuk memahami dampak perkeretaapian pada kelompok rentan.

Salah satu fungsi dari data penggunaan lahan, bersama dengan informasi tentang industri lokal dan biaya relatif transportasi jalan raya versus transportasi kereta api, adalah untuk menginformasikan skenario permintaan barang saat para peneliti bekerja untuk memperkirakan permintaan angkutan kereta api di masa depan.

Baca lebih lanjut tentang proyek ini.

 

Memahami aspirasi kaum muda di wilayah pedesaan Sulawesi Selatan

Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan kaum muda di Sulawesi Selatan dalam upaya mencapai aspirasi mereka.

Selain studi demografis, penelitian awal mereka telah memasukkan analisis spasial dan lanskap dari tiga kabupaten di sepanjang jalur kereta api. Daerah di sekitar Makassar (Maros), misalnya, telah mengalami pergeseran yang signifikan selama 20 tahun terakhir dari lanskap pertanian ke lanskap perkotaan yang semakin meningkat, termasuk melalui perluasan bandara dan kedatangan kereta api pertama di Sulawesi dan infrastruktur transportasi lainnya. Dampak dari pergeseran ini meliputi:

  • peningkatan besar atas peran perempuan muda mengisi sektor pendidikan, perawatan kesehatan dan peran berbasis layanan lainnya, serta eksodus peran laki-laki muda dari bidang tersebut.
  • tidak adanya perempuan muda dalam pekerjaan perikanan dan rumput laut
  • pergeseran lapangan kerja kaum muda dari pertanian ke transportasi dalam rentang waktu 2011-2019.

Langkah selanjutnya mencakup penyelidikan lebih lanjut tentang ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ dari poin-poin yang telah disebutkan di atas; analisis hukum dan kebijakan; dan studi tentang pengaruh media terhadap berbagai perubahan ini.

Baca lebih lanjut tentang proyek ini.

Bersiaplah untuk mendapatkan lebih banyak wawasan di akhir tahun saat laporan akhir telah dirampungkan.

Diterjemahkan oleh Fadhilah Trya Wulandari.

Picture of Marlene Millott

PAIR Program Officer
The Australia-Indonesia Centre

Picture of Tim Fitzgerald

Digital Communications Manager
The Australia-Indonesia Centre