Penelitian PAIR Mendukung Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Harapan yang tinggi bahwa jalur kereta api baru yang menghubungkan Makassar ke Parepare akan menghubungkan masyarakat dengan lancar dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Tujuan ini disertai dengan banyak pertanyaan seputar pengelolaan proyek ambisius sehingga benar-benar melayani masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.
Di sinilah program Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) hadir, sebagai kontributor utama dalam terobosan kemitraan dengan Badan Kebijakan Transportasi Indonesia dan organisasi induk PAIR, Australia-Indonesia Centre
Sebuah ‘piagam komitmen’ untuk pengoperasian kereta api Makassar-Parepare akan dibentuk, sebagai salah satu dari sejumlah inisiatif yang melibatkan Badan Kebijakan Transportasi Indonesia dan program PAIR.
Prakarsa penelitian ini dipimpin oleh Australia-Indonesia Centre dan didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Kementerian Perhubungan Indonesia dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan.
Badan Kebijakan Transportasi, sebagai bagian dari Kementerian Perhubungan RI, berkolaborasi dengan PAIR dalam pertemuan tingkat tinggi untuk membahas perkeretaapian Sulawesi Selatan di Jakarta pada akhir tahun lalu.
“Tim PAIR akan bekerja sama dengan Badan Kebijakan untuk mengadakan rapat koordinasi dengan pihak Kementerian dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan untuk menetapkan ‘piagam komitmen’ pengoperasian jalur kereta baru Makassar ke Parepare,” menurut Direktur Program PAIR Dr Eugene Sebastian.
“Berkat kerja keras dari para peneliti transportasi PAIR, kami kini memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi dan tantangan jalur kereta api.”
“Temuan mereka dipuji oleh para pengambil keputusan di tingkat tertinggi, termasuk Menteri Perhubungan sendiri. Dan hasilnya sungguh menarik. Piagam komitmen tentang pengoperasian perkeretaapian akan memastikan perkeretaapian tersebut melayani kebutuhan masyarakat setempat.”
Pertemuan di Jakarta diadakan untuk membahas temuan para peneliti transportasi PAIR selama ini.
Kementerian telah menyatakan “minat yang kuat” pada temuan perkeretaapian PAIR; lokakarya virtual dengan pejabat kementerian diadakan pada bulan November 2022 untuk berbagi rekomendasi tentang memaksimalkan potensi perkeretaapian dan menghasilkan ringkasan kebijakan untuk Menteri.
Pada bulan Desember, diadakan diskusi kelompok terarah antara peneliti PAIR dan Kementerian Perhubungan, yang diselenggarakan oleh Menteri. Dua tindakan lain disepakati Kementerian Perhubungan dan AIC.
Kementerian Perhubungan dan AIC juga akan melakukan serangkaian lokakarya virtual untuk menggabungkan rekomendasi Badan Kebijakan Transportasi dengan temuan PAIR ke dalam satu dokumen untuk Menteri Perhubungan.
AIC telah mengajukan aplikasi ke Australia Awards Fellowship dengan dukungan Kementerian dan Pemerintah Sulawesi Selatan. Jika berhasil, dana beasiswa fellowship tersebut akan memungkinkan AIC menjalankan ‘aktivitas penerjemahan’ yang akan membawa peserta yang relevan untuk merancang, mengembangkan, dan menyampaikan rencana transportasi terintegrasi untuk Sulawesi Selatan.
Rencana untuk terminal antar moda
Sementara itu, Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan juga mengakui pentingnya penelitian PAIR, dengan rencana memasukkan rekomendasi terminal antar moda ke dalam rencana kerjanya.
Terminal antar moda dianggap penting untuk menciptakan konektivitas antara pelabuhan, jaringan regional dan lokasi-lokasi penting.
Kesadaran bahwa penelitian PAIR dapat membantu implementasi fasilitas antarmoda ini menyusul pertemuan di ibu kota Makassar antara peneliti PAIR, pimpinan AIC dan Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan, termasuk Kepala Divisi Lalu Lintas Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan, Aruddini.
Rencananya pertemuan rutin akan dilakukan sebelum rekomendasi antar moda masuk dalam rencana kerja provinsi.
Gambar unggulan: KA Sulawesi Selatan melewati persawahan di selatan Makassar. David Sexton, AIC