Rekan AIC merefleksikan pembelajaran dari lokakarya transportasi di Melbourne

Transport fellows at Port of Melbourne office

Delegasi transportasi dari Indonesia telah menyelesaikan lokakarya dua minggunya di Melbourne untuk merefleksikan pembelajaran menuju perubahan positif di bidang transportasi.

 

Para delegasi di bidang transportasi ini mengikuti program yang dijalankan oleh Australia-Indonesia Centre melalui DFAT Australia Awards Fellowships, dengan fokus pada pembelajaran bagaimana mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kebijakan terkait jalur perkeretaapian Makassar–Parepare yang baru.

Naik kereta kota metro di Melbourne
Rekan transportasi Australia Awards melakukan perjalanan dengan kereta metro di Melbourne

 

Para peserta mengakhiri dua minggu mereka dengan kunjungan ke Port of Melbourne, pelabuhan peti kemas terbesar di Australia, mendengarkan penjelasan dari sejumlah eksekutif senior di bidangnya.
Kepala operasi kelautan Arun Rampal menjelaskan peran pelabuhan dalam perekonomian Victoria dan Australia dan bagaimana pelabuhan memfasilitasi perdagangan dengan Asia, fungsinya sebagai pelabuhan yang diprivatisasi dan perannya sebagai tuan tanah untuk operasi bongkar muat atau operasi tepi laut.

Manajer proyek senior Matthew Brooks berbicara tentang Proyek Transformasi Rel Pelabuhan dan memindahkan lebih banyak truk dari jalan raya dengan memaksimalkan angkutan kereta api di kawasan pelabuhan.

Berkaca pada dua minggu yang sibuk, rekan peneliti AIC PAIR Muhammad Isran Ramli, Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, mengatakan kunjungan mereka ke Australia telah membuka wawasan baru.

“Yang akan kita coba kembangkan setelah pulang adalah bagaimana merumuskan kebijakan atau program pemerintah terkait optimalisasi pengembangan kapasitas jalur KA Makassar–Parepare berdasarkan bukti nyata di masyarakat dan hasil penelitian perguruan tinggi di Indonesia,” Prof Ramli menegaskan.

“Kita perlu terus mendorong koordinasi yang baik antar berbagai pemangku kepentingan di sektor transportasi.”

Kelompok disabilitas di Melbourne
Dr Ishak Salim, pimpinan pusat disabilitas Universitas Hasanuddin bersama rekan-rekan dari Yayasan Gerakan Disabilitas Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK)

 

Ishak Salim, Ketua Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin dan Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) memanfaatkan kunjungan ini dengan mencatat berbagai layanan untuk disabilitas yang tersedia.

Dr Ishak mengatakan, dia memberikan perhatian khusus pada masalah disabilitas termasuk di apartemen, fasilitas transportasi dan perkantoran.

“Banyak hal yang bisa kita pelajari untuk dikembangkan di kampus, terutama terkait rambu-rambu, tanda atau petunjuk akses dan peraturan serta praktik baik yang saya amati,” ujarnya.

“Saya dan rekan saya, Pak Lutfy, sebagai penyandang disabilitas mencoba fasilitas yang ada, dan mengamati aksesibilitas di kereta dan petunjuknya sangat bervariasi,” ujarnya.

“Misalnya ada Braille untuk tunanetra, bantuan suara untuk tunarungu, serta penataan tangga dan jalur khusus bagi penyandang disabilitas.”

Rambu dan marka jalan serta lampu lalu lintas yang disertai suara juga membantu penyandang disabilitas, tambahnya.

Kepala Badan Pembangunan Daerah Kota Makassar, Helmy Budiman, mengungkapkan bahwa kunjungan mereka di Australia sebagai “pengalaman yang luar biasa”, mengingat keunggulan sistem transportasi di Melbourne.

“Saya pada dasarnya seorang ekonom, jadi kami mendapat banyak pengetahuan baru tentang transportasi,” kata Pak Helmy.

“Dengan satu kartu yang dikelola oleh Public Transport Victoria, kami [dapat] mengakses bus, kereta api, dan trem. Dengan satu tarif per hari Anda bisa pergi ke mana pun.”

Menurut Eny Yuliawati, Kepala Bidang Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi, Badan Kebijakan, Kementerian Perhubungan RI, kunjungan ke Metro Tunnel HQ dan Port of Melbourne menunjukkan potensi keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur.

“Saya berharap hal-hal yang berhasil diterapkan di Australia dapat dijadikan pembelajaran di Indonesia terkait kemitraan dengan pihak swasta,” ujarnya.

Kunjungan rekan-rekan transportasi di Melbourne ini diakhiri dengan presentasi lebih lanjut di kantor Australia-Indonesia Centre di Monash Caulfield.

Picture of Evelynd

Produser Konten Digital
The Australia-Indonesia Centre

Picture of David Sexton

Koordinator Komunikasi Digital
The Australia-Indonesia Centre