Riset PAIR baru bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan di sektor rumput laut Sulawesi Selatan
Rumput laut akan memainkan peran penting dalam perekonomian Sulawesi Selatan, mendukung pemilik usaha kecil dan petani serta pedagang dan eksportir, dan tim peneliti PAIR telah mulai mengumpulkan informasi untuk memungkinkan pengembangan komoditas vital ini.
Industri ini dipuji sebagai industri yang berkelanjutan dan merupakan komponen penting dari sektor makanan, kosmetik, dan farmasi.
Kini, Australia-Indonesia Centre telah mendanai sejumlah proyek baru untuk mendukung dan meningkatkan industri ini. Proyek-proyek ini akan membangun dan melengkapi Kemitraan untuk Penelitian Australia-Indonesia (PAIR) sebelumnya dan mendukung strategi Kemitraan untuk Pemulihan DFAT.
Tim peneliti dari universitas di Indonesia dan Australia akan mengumpulkan bukti dan membuat rekomendasi yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan mata pencaharian petani rumput laut, lingkungan dan industri secara keseluruhan.
Klik nama proyek penelitian di bawah ini untuk informasi lebih lanjut:
- Ekosistem rantai pasokan yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan
- Lanskap kebijakan dan tata kelola rantai pasokan industri Rumput Laut Indonesia: Fokus di Sulawesi Selatan
- Meningkatkan pendapatan dalam rantai nilai rumput laut karaginan di Takalar, Sulawesi Selatan
- Teknologi untuk meningkatkan pemasaran rumput laut, harga dan pendapatan petani kecil
- Pengembangan sistem pemetaan dan pemantauan produksi rumput laut multitemporal menggunakan pembelajaran mendalam untuk industri rumput laut Sulawesi Selatan
- Akhir masa pakai plastik yang digunakan dalam budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan
- Menelaah potensi kemitraan Indonesia – Australia untuk peluang pertumbuhan industri rumput laut di Indonesia
Ekosistem rantai pasokan yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan
Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan ‘ekosistem rantai pasokan’ untuk industri rumput laut Sulawesi Selatan. Yaitu, untuk mempelajari pergerakan material dan informasi di antara anggota rantai pasokan dari petani ke konsumen dengan tujuan untuk memberikan efisiensi dan keberlanjutan.
Menurut peneliti, proyek ini memiliki beberapa potensi manfaat. Pertama, pekerjaan ini berupaya memberikan pemahaman yang lebih baik tentang rantai pasokan industri rumput laut. Hal ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi peluang untuk perbaikan rantai pasokan rumput laut. Terakhir, terlihat untuk mendukung pemulihan ekonomi termasuk revitalisasi pasar ekspor serta mendukung sumber daya manusia dan penciptaan lapangan kerja.
Proyek ini juga mengusulkan struktur rantai pasokan rumput laut baru dengan memanfaatkan jalur kereta api baru yang sedang dibangun antara Makassar dan Parepare. Dipimpin oleh tim peneliti dari Monash University dan Universitas Hasanuddin.
Tim peneliti
- Co-leads: Professor Daniel Prajogo (Monash University), Associate Professor Rosmalina Hanafi (Universitas Hasanuddin)
- Peneliti mitra: Associate Professor Wihdat Djafar (Universitas Hasanuddin)
Lanskap kebijakan dan tata kelola rantai pasokan industri Rumput Laut Indonesia: Fokus di Sulawesi Selatan
Proyek ini meninjau kebijakan, kerangka peraturan, dan tata kelola rantai pasokan yang mempengaruhi industri rumput laut Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan.
Pemahaman yang lebih baik tentang tata kelola dan kebijakan rantai pasokan dianggap penting bagi industri rumput laut dalam memastikan keberhasilan penggunaan teknologi, model bisnis yang inovatif, serta kebijakan dan program publik.
Proyek ini berfokus pada tema-tema utama termasuk pertanian rumput laut yang berkelanjutan dan inovatif serta penggunaan produk rumput laut yang aman dan kompetitif.
Ini berupaya untuk mengatasi hambatan regulasi dan masalah yang dihadapi pengembangan industri rumput laut Sulawesi Selatan, termasuk memfasilitasi adopsi rekomendasi dari penelitian PAIR sebelumnya.
Memimpin proyek ini adalah tim dari University of Queensland dan Institut Pertanian Bogor.
Tim peneliti
- Co-leads: Dr Risti Permani (The University of Queensland), Dr. Yanti Nuraeni Muflikh (Institut Pertanian Bogor)
- Peneliti mitra: Dr Scott Waldron (The University of Queensland), Dr Alexandra Langford (The University of Queensland), Dr. Syamsul Pasaribu (Institut Pertanian Bogor), Professor Nunung Nuryartono (Institut Pertanian Bogor)
Meningkatkan pendapatan dalam rantai nilai rumput laut karaginan di Takalar, Sulawesi Selatan
Proyek ini mengkaji harga, biaya dan hubungan antar pelaku dalam rantai nilai rumput laut karaginan dari Kabupaten Takalar di Sulawesi Selatan.
Ini akan mengumpulkan data tentang harga dan biaya yang dibayarkan pada setiap tahap rantai nilai dengan data yang akan digunakan dalam analisis ekonomi margin pemasaran.
Manfaat proyek ditetapkan untuk menghasilkan bukti untuk menginformasikan pengembangan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan petani, pengumpul, dan pedagang rumput laut.
Studi ini merupakan kerjasama antara University of Queensland dan Institut Pertanian Bogor.
Tim peneliti
- Co-leads: Dr Adam Komarek (The University of Queensland), Dr Jing Zhang (The University of Queensland), Eko Cahyadi (Institut Pertanian Bogor)
- Peneliti mitra: Dr Scott Waldron (The University of Queensland), Dr Alexandra Langford (The University of Queensland), Dr. Anna Fariyanti (Institut Pertanian Bogor)
Teknologi untuk meningkatkan pemasaran rumput laut, harga dan pendapatan petani kecil
Proyek ini mengkaji sistem pemasaran di Sulawesi Selatan, khususnya cara mengukur kualitas rumput laut.
Hal ini diharapkan dapat memberikan transparansi yang lebih besar kepada produsen dan industri saat membeli rumput laut di tingkat petani.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengevaluasi pengembangan metode untuk mengukur parameter komposisi dan kualitas rumput laut menggunakan teknik inframerah cepat dan non-invasif.
Sebuah tim dari Universitas Queensland dan Institut Pertanian Bogor memimpin proyek penelitian ini.
Tim peneliti
- Co-leads: Professor Daniel Cozzolino (The University of Queensland), Dr. Muhammad Rafi (Institut Pertanian Bogor)
- Peneliti mitra: Dr Scott Waldron (The University of Queensland), Dr Alexandra Langford (The University of Queensland), Dr. Wahyu Ramadhan (Institut Pertanian Bogor), Dr. Rudi Heryanto (Institut Pertanian Bogor)
Pemetaan dan pemantauan produksi rumput laut menggunakan pembelajaran mendalam untuk industri rumput laut Sulawesi Selatan
Mengembangkan industri rumput laut Indonesia dipandang penting dalam mengatasi kemiskinan di masyarakat pesisir.
Penelitian PAIR sebelumnya telah menunjukkan bagaimana dataset citra satelit dapat berkontribusi dengan meningkatkan sistem pemantauan produksi saat ini.
Proyek ini memperluas penelitian PAIR sebelumnya dengan menyempurnakan dan meningkatkan pemrosesan citra satelit dan metode analisis untuk mengembangkan sistem pemetaan dan pemantauan produksi rumput laut yang terdefinisi dengan baik menggunakan pembelajaran mendalam.
Sistem pemetaan dan pemantauan produksi rumput laut diharapkan dapat menciptakan peluang untuk memantau dan mempelajari guncangan lingkungan dan sosial ekonomi yang signifikan.
Hasil akhir penelitian adalah pengolahan citra dan metode analisis yang disempurnakan, otomatis namun relatif murah yang akan memberikan informasi status produksi rumput laut yang dapat diandalkan untuk menginformasikan perumusan kebijakan, strategi, dan tindakan dalam industri yang sedang berkembang.
Memimpin proyek ini adalah tim dari University of Queensland dan Universitas Gadjah Mada.
Tim peneliti
- Co-leads: Dr Ammar Abdul Aziz (The University of Queensland), Dr. Pramaditya Wicaksono (Universitas Gadjah Mada)
- Peneliti mitra: Dr. Sanjiwana Arjasakusuma (Universitas Gadjah Mada), Professor Scott Chapman (The University of Queensland), Dr Alexandra Langford (The University of Queensland), Dr Swaantje Grunefeld (The University of Queensland), Fathin Azizan (The University of Queensland), Amanda Maishella (Universitas Gadjah Mada)
Akhir masa pakai plastik yang digunakan dalam budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan
Budidaya rumput laut telah berkembang pesat di seluruh Indonesia selama dua puluh tahun terakhir dan meskipun telah membawa sumber pendapatan baru ke desa-desa pesisir, hal itu juga menimbulkan sakit kepala dalam pengelolaan sampah plastik.
Botol plastik menyediakan sistem pengapungan yang murah, namun perlu diganti setiap beberapa bulan karena rusak di laut dan berpotensi menumpahkan mikroplastik. Botol plastik dibuang setelah digunakan, menghasilkan limbah.
Proyek ini mengusulkan untuk mengukur tingkat kontaminasi mikroplastik di perairan pertanian dan rumput laut yang dibudidayakan. Ini juga akan menyelidiki organisme biofouling yang berkontribusi terhadap degradasi komponen plastik dari galur rumput laut. Akhirnya, ia berusaha untuk menilai cara pembuangan botol bekas saat ini melalui survei.
Proyek yang dipimpin oleh tim dari University of Western Australia dan Universitas Hasanuddin ini bertujuan untuk memicu perubahan kebijakan dalam hal penggunaan plastik dan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Tim peneliti
- Co-leads: Dr Renae Hovey (The University of Western Australia), Dr. Shinta Werorilangi (Universitas Hasanuddin)
- Peneliti mitra: Dr. Widyastuti Umar (Universitas Hasanuddin), Hendra Hasyim (Universitas Hasanuddin), Nurul Masyiah Rani Harusi (Universitas Hasanuddin), Dr Karen Filbee Dexter (The University of Western Australia), Dr Alexandra Langford (The University of Queensland)
Menelaah potensi kemitraan Indonesia – Australia untuk peluang pertumbuhan industri rumput laut di Indonesia
Proyek ini bertujuan untuk mempelajari area pertumbuhan masa depan dalam industri rumput laut yang memiliki potensi untuk menghasilkan kemitraan bisnis penting antara Australia dan Indonesia.
Akan diidentifikasi faktor-faktor kunci yang dapat menjadi katalis atau hambatan dalam membangun kemitraan, serta peran kebijakan pemerintah kedua negara dalam mendukung perdagangan dan kerjasama bilateral.
Proyek ini memiliki potensi manfaat khusus dalam hal memahami peluang pertumbuhan industri rumput laut melalui kemitraan dengan bisnis Australia yang dapat mendukung sumber daya manusia dan penciptaan lapangan kerja di wilayah yang ditentukan. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan utama Kemitraan untuk Pemulihan DFAT.
Lebih dari satu juta orang di pesisir Indonesia dikatakan bergantung pada pendapatan dari budidaya rumput laut dan pemerintah nasional telah mengakui potensi industri rumput laut untuk mengatasi kemiskinan, sesuatu yang dicatat dalam proyek ini.
Proyek yang dipimpin oleh tim dari Monash University dan Universitas Hasanuddin ini juga diharapkan dapat berkontribusi pada hubungan yang lebih kuat antara Indonesia dan Australia secara keseluruhan.
Tim peneliti
- Co-leads: Professor Daniel Prajogo (Monash University), Dr. Jamaluddin Fitrah Alam (Universitas Hasanuddin)
- Peneliti mitra: Dr. Asmi Citra Malina (Universitas Hasanuddin), Dr. Kasmiati (Universitas Hasanuddin)