Strategi penetapan harga dan penjadwalan penting guna memaksimalkan jalur kereta api baru Sulawesi Selatan

A train on a railway in a station

Tim riset PAIR telah mempresentasikan data yang memberikan wawasan tentang seberapa banyak penumpang dan bisnis diperkirakan menggunakan jalur kereta api baru yang sedang dibangun di Sulawesi Selatan.

 

Tim riset PAIR di bidang transportasi, logistik, dan rantai pasokan juga membahas tata cara meningkatkan pemanfaatan kereta barang dengan mendorong perdagangan komoditas lain, seperti rumput laut, dan perlunya integrasi sistem pengukuran data pemerintah yang lebih baik.

Informasi tersebut diberikan pada forum kebijakan yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Centre dan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulawesi Selatan untuk membahas bukti yang dapat membantu mengilhami kebijakan.

Salah satu tantangan yang diidentifikasi oleh tim riset adalah bagaimana kapasitas lintasan kereta api dapat dibagi secara efisien antara pengguna, agar semua kebutuhan pengguna yang berbeda dapat dilayani.

Menurut co-lead penelitian ini Profesor Andreas Ernst, solusinya adalah “seperti teka-teki raksasa” dan dia menggambarkan kompleksitas pengelolaan jadwal jalur kereta api dalam diagram yang memetakan pergerakan, atau jumlah perjalanan, dari arah utara dan selatan.

 

diagram
Penjadwalan kereta api dengan program yang komputerisasi. Foto oleh Prof. Andreas Ernst.

 

Tim riset telah mengembangkan sebuah program komputer untuk membantu mengatasi tantangan ini.

“Perangkat lunak kami menghasilkan sebuah rencana dan membantu kami memikirkan apa yang sebenarnya akan kami sesuaikan dan bagaimana kami dapat membuatnya berjalan lancar,” kata Profesor Ernst, dari Monash University.

Temuan survei tentang peningkatan permintaan termasuk diantaranya masyarakat antusias menggunakan kereta api untuk bepergian tetapi harga tiket harus ditentukan dengan cermat. Respon dari survei pada 129 perusahaan menemukan kesediaan masyarakat untuk membayar relatif rendah, selain dari dua perusahaan semen yang akan menggunakan jasa tersebut, jika tarifnya dapat diterima.

Tugas untuk memprioritaskan antara pelayanan penumpang dan barang sedang dipertimbangkan oleh Badan Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKASS).

“Keduanya menjadi prioritas kami, karena tujuan dari kedua layanan tersebut adalah memberikan dampak positif bagi masyarakat”, kata Agustina Slamet, Kepala Bidang Prasarana BPKASS Sulawesi Selatan.

Forum juga mendengar tentang masterplan kota yang telah dirancang pada lima daerah untuk menemukan cara terbaik dalam memanfaatkan kereta api baru. Rancangan tersebut mencakup Makassar, Maros, Pangkep, Barru dan Parepare. Tim riset merekomendasikan untuk membangun infrastruktur dan fasilitas transportasi di lima daerah tersebut dengan membuat hub kereta api.

Riset pemodelan juga menemukan bahwa penggunaan angkutan umum bergantung pada investasi dalam ‘layanan pengumpan’ seperti bis, atau area parkir untuk mobil pribadi. Dalam forum ini, Ibu Slamet memberikan gambaran stasiun kereta api untuk menunjukkan bagaimana area parkir dan stasiun bus dimasukkan dalam desain.

 

Desain beberapa fasilitas di stasiun kereta api
Perancangan sarana dan prasarana pada stasiun kereta api. Foto oleh Badan Pengelolaan Kereta Api Sulawesi Selatan (BPKASS)

 

Co-lead penelitian ini Profesor Nyoman Pujawan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember menyarankan bahwa salah satu ide untuk mendorong masyarakat agar menggunakan kereta api adalah dengan “mengundang tokoh masyarakat naik kereta api sebagai kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat.”

Profesor Nyoman juga mengemukakan gagasan satu kartu yang menyediakan akses untuk semua sarana transportasi sehingga penumpang dapat memiliki pengalaman yang lebih baik dalam menggunakan fasilitas transportasi antarmoda. Hal ini juga sedang dipertimbangkan oleh kantor yang bertanggung jawab atas manajemen kereta api.

Forum tersebut juga mendengar pekerjaan yang sedang dilakukan tentang bagaimana pemilihan lokasi terbaik untuk fasilitas antar moda, terutama untuk komoditas semen, beras dan rumput laut.

Co-lead penelitian Profesor Siti Malkhamah dari Universitas Gadjah Mada telah memimpin pekerjaan di bidang ini dan menjelaskan bahwa rencana lokasi stasiun pengiriman saat ini menyediakan fasilitas untuk pengangkutan semen dan untuk kawasan industri Parepare yang disebut ‘KIPAS’. Ia menyerukan strategi masa depan untuk meningkatkan penggunaan kereta api barang dengan “memanfaatkan potensi komoditas lain seperti beras dan rumput laut”.

“Langkah apa yang perlu dilakukan untuk membuat fasilitas angkutan barang antar moda berdasarkan kajian yang lebih detail tentang kelayakan fasilitas tersebut,” tanyanya sebagai poin diskusi.

Prof. Malkhamah juga membahas bagaimana perkembangan jalur kereta api di Parepare terhambat oleh kondisi geografis wilayah yang membutuhkan perencanaan sangat matang, termasuk menilai faktor risiko seperti tanah longsor.

Pendapatnya itu didukung oleh perwakilan dari Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan.

“Dari letak geografis Parepare, di tepi laut yang cukup berbukit dan berada di zona rawan gempa, rencana pengembangan ke Parepare masih dalam tahap tinjauan ulang desain mengingat beberapa studi terbaru terkait desain yang ada tidak sesuai dengan kondisi fitur alam tersebut,’ kata Bu Slamet.

Sementara itu, layanan shuttle bus telah tersedia untuk mengakomodasi transportasi dari dan menuju Parepare.

Prof. Ernst juga mengingatkan forum bahwa perdebatan antara layanan penumpang versus barang tidak harus tentang memilih satu dari yang lain.

“Anda tidak perlu memilih satu saja, namun tidak semuanya akan sesuai, jadi beberapa pilihan yang sulit harus diputuskan. Pertanyaannya adalah, siapa yang akan merasa dirugikan dengan pilihan ini?” kata Profesor Ernst.

Forum ini memberikan kesempatan untuk mempresentasikan temuan terbaru yang memantik diskusi tentang bidang-bidang kebijakan yang penting dan para peneliti senior ingin melanjutkan penelitian dengan umpan balik dari para pemangku kepentingan.

Gambar di atas dari Balai Pengelolaan Kereta Api Sulawesi Selatan.

Picture of Evelynd

Produser Konten Digital
The Australia-Indonesia Centre

Picture of Marcia Isabella

Intern
The Australia-Indonesia Centre

Picture of Helen Brown

Kepala Komunikasi dan Penjangkauan
The Australia-Indonesia Centre

Picture of Kevin Evans

Direktur Indonesia
The Australia-Indonesia Centre