Tim peneliti Australia-Indonesia dan para pemangku kebijakan mendiskusikan transportasi, komoditas, dan peluang masyarakat di sepanjang jalur kereta api Makassar-Parepare
Pada hari Rabu, 5 Februari 2020, Australia-Indonesia Center (AIC) akan menyelenggarakan Dialog Kebijakan PAIR (PAIR Policy Dialogue) di Makassar yang menghadirkan para pemangku kebijakan dari tingkat nasional, provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah Australia dan para peneliti AIC.
Pemaparan dari perwakilan Kantor Wakil Presiden (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan/TNP2K), Kementerian Perhubungan, dan Kemenko Maritim dan Investasi akan menyinggung kebijakan prioritas Presiden Joko Widodo dalam hal konektivitas, transportasi, komoditas rumput laut, dan pengentasan kemiskinan yang berfokus pada anak muda. Topik-topik tersebut merupakan fokus riset PAIR yang baru saja diluncurkan dan ini sedang dalam tahap persiapan.
Setelah dialog kebijakan tersebut, peneliti PAIR yang berasal dari 11 universitas terkemuka di Indonesia dan Australia akan memulai pengembangan proyek riset bersama yang dipusatkan di jalur kereta api Makassar-Parepare dan mengeksplorasi bagaimana jalur kereta api tersebut dapat menjamin kebermanfaatan bagi masyarakat lokal.
Direktur Eksekutif Australia-Indonesia Centre yang juga sebagai Direktur program PAIR, Eugene Sebastian, mengatakan, “Dialog Kebijakan PAIR mendatangkan para peneliti dan pemangku kebijakan untuk bertemu, saling belajar, dan mengeksplorasi peluang-peluang yang muncul dengan adanya jalur kereta api untuk provinsi Sulawesi Selatan.”
Dialog tersebut juga akan mengkaji kesesuaian kebijakan pusat-provinsi dan bagaimana para peneliti dan pemangku kebijakan dapat bekerja sama dan berbagi gagasan, informasi, data, dan sumber daya dalam mendukung program penelitian PAIR.
“Dialog tersebut juga memberikan kesempatan bagi para peneliti kami untuk mendengarkan dan mendapatkan masukan isu-isu dari perspektif kebijakan nasional. Itu menjadi bagian dari pendekatan yang berdasarkan pada permintaan (demand-driven) dimana kami bermitra dengan pemerintah, bisnis, komunitas dan masyarakat lokal dalam mendefinisikan masalah dan membuat solusi secara bersama.”
Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Nurdin Abdullah sendiri merupakan seorang akademisi dan memberikan dukungan yang kuat pada program AIC dan PAIR, “Penelitian sangat penting [untuk pembuatan kebijakan]… jadi kita tidak sekedar mengira-ngira,” jelasnya. “Saya percaya bahwa universitas dapat menjadi laboratorium untuk pemerintah, dan juga untuk dunia usaha.”
Narahubung Media Australia
Marlene Millott
PAIR Program Officer
+61 427 516 851
pair@australiaindonesiacentre.org
Narahubung media Indonesia
Fadhilah Trya Wulandari
Petugas Program PAIR
+62 8124 3637 755
pair@australiaindonesiacentre.org
Tentang PAIR
PAIR adalah sebuah inisiatif dari AIC yang didukung oleh pemerintah Australia dan Indonesia, serta melibatkan 11 universitas terkemuka untuk memajukan penelitian yang menghubungkan dua negara dan memberikan dampak dari penelitian tersebut.
Selama empat tahun ke depan (2019-2022), PAIR akan menjelajahi wilayah pantai barat provinsi Sulawesi Selatan di mana jalur kereta baru sepanjang 145 kilometer sedang dibangun. Jalur ini akan menghubungkan kota dan kabupaten dan menyediakan transportasi yang sangat dibutuhkan untuk angkutan orang dan barang. Hal ini juga dapat membantu merangsang ekonomi lokal, meningkatkan ekspor komoditas, dan mentransformasi masyarakat. Penelitian kami akan mengeksplorasi bagaimana masyarakat lokal mendapatkan keuntungan dari pembangunan jalur kereta api untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, mengembangkan keterampilan dan menciptakan usaha baru.
Kunjungi situs PAIR untuk informasi lebih lanjut.
Tentang Australia-Indonesia Centre
The Australia-Indonesia Centre adalah konsorsium yang terdiri dari 11 universitas terkemuka berbasis penelitian yang terletak di kedua negara. Misinya adalah untuk mengembangkan hubungan orang-ke-orang (people-to-people) dalam sains, teknologi, pendidikan dan inovasi.
Kunjungi situs AIC untuk informasi lebih lanjut.