Dampak sosial-ekonomi dan hasilnya bagi masyarakat terhadap pembangunan Jalur Kereta Api Trans-Sulawesi pertama
Sulawesi telah diakui sebagai koridor ekonomi utama oleh pemerintahan Indonesia secara berturut-turut berdasarkan berbagai rencana pembangunan nasional.
Pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi bertujuan untuk mengatasi beberapa tantangan terkait dengan penghubungan berbagai kota utama, kota kecil, pelabuhan, dan daerah pedesaan sehingga penduduk dan usaha bisnis dapat memiliki lebih banyak peluang. Infrastruktur jalur rel juga dipandang sebagai cara untuk mengangkat standar hidup secara keseluruhan dan meningkatkan kondisi sosial-ekonomi.
Laporan ini meneliti masyarakat-masyarakat yang bermukim di sekitar bagian jalur kereta api yang pertama dibangun ini, dari Kota Parepare ke Kota Makassar. Diharapkan berbagai pelajaran dan wawasan dari laporan ini dapat diterapkan di tempat-tempat lain seiring dengan berlanjutnya pembangunan jalur rel.
Stasiun-stasiun kereta api ini belum beroperasi ketika laporan ini disiapkan sehingga data yang disurvei berfokus pada dampak terhadap kelompok-kelompok rentan selama masa konstruksi jalur kereta api. Hal ini mencakup kabupaten yang paling tidak terhubung (Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Barru), para pekerja perempuan, dan mereka yang bekerja di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan yang paling terkena dampak dari reklamasi lahan.
- Dampak jangka pendek pembangunan rel kereta api.
- Dampak jangka panjang setelah jalur kereta api beroperasi penuh.
- Dampak dari reklamasi lahan terhadap masyarakat.