Ringkasan kebijakan: Bagaimana pemimpin pendidikan kejuruan dapat meningkatkan kompetensi digital pekerja pelabuhan

Pelabuhan Makassar terbilang sibuk. Ditunjuk sebagai pelabuhan utama oleh pemerintah pusat, pelabuhan ini memiliki lalu lintas penumpang tertinggi di antara pelabuhanpelabuhan Indonesia dan merupakan lalu lintas kargo terbesar di pulau Sulawesi. Keberadaan infrastruktur ini  memberi kesempatan bagi kaum muda untuk mengejar karir dengan menggunakan keterampilan digital yang dibutuhkan dalam angkatan kerja modern.

Untuk memahami tingkat ketersediaan kesempatan kerja bagi kaum muda, kami berfokus pada sekolah menengah kejuruan (SMK) di Sulawesi Selatan. Kami mengkaji program pendidikan dan pembelajaran yang diberikan saat ini dibandingkan dengan kompetensi digital yang  dibutuhkan oleh pengelola pelabuhan, yaitu para manajer di Pelindo Regional IV.

Unduh ‘Bagaimana pemimpin pendidikan kejuruan dapat meningkatkan kompetensi digital pekerja pelabuhan’ disini

Penilaian yang telah kami lakukan termasuk:

  1. Kompetensi literasi digital siswa sekolah kejuruan saat ini;
  2. Membandingkan kompetensi yang dipelajari dengan kebutuhan pengelolaan pelabuhan; dan
  3. Hubungan antara sekolah kejuruan, manajemen pelabuhan dan cara untuk menguatkannya.

Dalam penelitian ini, kami menggunakan kombinasi wawancara, diskusi kelompok terarah, dan survei dengan empat sekolah kejuruan di Makassar. Pemilihan sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan antara sekolah negeri dan swasta, letak geografis, jumlah siswa  dan guru yang relatif banyak, serta keseimbangan antara sekolah berprestasi tinggi dan sekolah berprestasi lebih rendah. Dan yang terakhir, kami tertarik untuk mengetahui apakah sekolah yang berprestasi lebih tinggi dan lebih rendah berbeda dalam upaya mereka untuk meningkatkan  kualitas pendidikan kejuruan.

Diskusi kelompok terarah diadakan dengan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, bagian sumber daya manusia di pelabuhan Makassar dan pemangku kebijakan untuk memahami kompetensi literasi digital dan menggali potensi pengembangan pendidikan dan pelatihan literasi digital  bagi generasi muda.

Survei online dilakukan dengan siswa SMK untuk mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi digital mereka.

Pada titik ini, kami mengembangkan kerangka literasi digital untuk mengukur kesenjangan keterampilan. Kerangka kerja ini terdiri dari sembilan  area untuk mengukur kompetensi digital dan membantu menilai keterampilan literasi digital saat ini dan yang diharapkan. Lihat laporan utama kami untuk detailnya. Berdasarkan tinjauan kurikulum, kelompok fokus, dan hasil survei, kami telah mengidentifikasi peluang untuk  meningkatkan program pendidikan dan pelatihan yang ada di SMK lokal di Makassar.

Gambar oleh ICTSI