Laporan Proyek Percontohan: Mengidentifikasi dampak COVID-19 pada kesehatan, sosial dan ekonomi di kelompok usia muda di Sulawesi Selatan

COVID-19 telah memunculkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Analisis kami berfokus pada empat aspek dampak pandemi di komunitas petani rumput laut di Kabupaten Maros, Barru, dan Pangkajene Kepulauan di Sulawesi Selatan.

 

Pertama, kami mempelajari dampak COVID-19 pada penghasilan dan pengeluaran rumah tangga menggunakan data sekunder. Di Sulawesi Selatan, penghasilan meningkat sekitar 2 persen dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Namun, konsumsi rumah tangga turun sekitar 3 persen.

Unduh ‘Laporan Proyek Percontohan: Mengidentifikasi dampak COVID-19 pada kesehatan, sosial dan ekonomi di kelompok usia muda di Sulawesi Selatan’ disini

Kedua, kami memetakan tingkat kejadian penyandang disabilitas di lokasi penelitian menggunakan data Pendataan Potensi Desa (PODES) 2018. Kami menemukan bahwa rata-rata di desa di kabupaten-kabupaten wilayah studi PAIR memiliki lebih banyak penyandang disabilitas  dibandingkan angka Sulawesi Selatan (Gambar 7). Setiap desa di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) memiliki penyandang disabilitas, rata-rata lebih dari empat orang per desa. Dari tiga wilayah studi PAIR, angka ini merupakan yang tertinggi. Beberapa desa di Pangkep  memiliki lebih dari tiga penyandang disabilitas. Bahkan di sebuah desa terdapat 30 penyandang disabilitas.

Ketiga, kami mengevaluasi dampak subsidi pangan non-tunai (Program Rastra—Program Beras untuk Keluarga Sejahtera; yang membagikan beras) dibandingkan kupon  makanan (BPNT, Bantuan Pangan Non Tunai) terhadap keragaman pangan rumah tangga miskin. Kami mendapati pembagian kupon makanan melalui BPNT meningkatkan asupan nutrisi penting dalam rumah tangga, kecuali lemak harian. BPNT juga meningkatkan konsumsi harian  kalori dan karbohidrat. Dampak asupan kalori harian lebih besar pada peserta BPNT dibandingkan pada peserta Rastra yang mendapatkan beras.

Terakhir, kami menggunakan data nasional dari Survei Kesehatan Keluarga Indonesia (SKKI 2007 dan 2014) untuk menyelidiki hubungan antara karakteristik sosial-ekonomi dan demografis individu dengan kesehatan mental yang buruk. Secara statistik, hasil awal menunjukkan  hubungan yang signifikan dan meyakinkan antara kesehatan yang buruk dengan gangguan kesehatan mental. Perempuan dan lajang lebih mungkin melaporkan kesehatan mental yang buruk.

Foto oleh alexandra lammerink on Unsplash