Ringkasan: Kalangan muda di Sulawesi Selatan
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” – Soekarno, Presiden pertama Indonesia
Pernyataan Presiden Soekarno di atas sangat mencerminkan peran penting pemuda dalam kemerdekaan dan pembangunan Indonesia. Memang, sejarah Indonesia telah dilukis melalui kontribusi mereka. Delegasi Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928 menjanjikan Sumpah Pemuda: “Satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa”. Peran kunci pemuda, laki-laki dan perempuan, dalam kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 telah tercatat dalam berbagai sejarah.
Baca atau unduh: ‘Gambaran umum kalangan muda di Sulawesi Selatan’ (English only)
Di Indonesia, pemuda digambarkan dalam usia 16 hingga 30 tahun, dan kelompok ini telah memimpin berbagai transformasi sosial dan politik Indonesia, dari perjuangan untuk kemerdekaan hingga era reformasi yang menyebabkan jatuhnya rezim Orde Baru Soeharto.
Mengakui peran penting kaum muda adalah dasar untuk memanfaatkan secara optimal potensi mereka untuk mendorong kemajuan.
Pemerintahan Joko Widodo saat ini telah menjabarkan tujuan pembangunan pemuda dalam agenda Nawa Cita, yang bertujuan untuk memperkuat keragaman dan kohesi sosial, serta kemakmuran Indonesia. Nawa Cita menetapkan empat prioritas untuk kebijakan strategis bagi kaum muda:
- Memperluas peluang untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan;
- Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama;
- Meningkatkan peluang bagi kaum muda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan;
- Melindungi kaum muda dari bahaya penyalahgunaan narkoba, alkoholisme dan penyebaran infeksi menular seksual termasuk HIV-AIDS.
Memahami kaum muda dari berbagai perspektif akan memungkinkan pemerintah untuk memanfaatkan potensi mereka dengan lebih baik sebagai kontributor bagi pembangunan nasional. Pemuda adalah aset penting untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia, sehingga pendidikan serta kesehatan mereka merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan hal tersebut, Program PAIR (Partnership for Australia-Indonesia Research/Kemitraan untuk Penelitian Australia-Indonesia) oleh Australia-Indonesia Centre di Sulawesi Selatan akan menjadikan pemuda sebagai fokus lintas sektoral.
Tinjauan ini berfokus pada kaum muda di Sulawesi Selatan, khususnya perkembangan terkini dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Data yang digunakan dalam tulisan ini sebagian besar berasal dari laporan Statistik Indonesia tahun 2018 tentang pemuda Indonesia dan Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan karena pada saat laporan ini ditulis, laporan pemuda Sulawesi Selatan tahun 2019 belum diterbitkan, sehingga menjadikan laporan tahun 2018 sebagai sumber data terbaru dan terlengkap.
Baca atau unduh: ‘Gambaran umum kalangan muda di Sulawesi Selatan’ (English only)