Kesehatan digital inklusif: Memberdayakan para penyandang disabilitas

Group of people, some seated and some standing, smiling at the camera.

Teknologi digital dapat berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas informasi bagi para penyandang disabilitas. Peningkatan penggunaan perangkat digital di kalangan para penyandang disabilitas, khususnya para kaum muda penyandang disabilitas berusia antara 16 hingga 30 tahun, dapat meningkatkan akses terhadap informasi kesehatan dan layanan-layanan terkait.

 

Namun, prinsip-prinsip dan praktik inklusif sering diabaikan dalam penyampaian informasi dan layanan. Banyak bentuk teknologi dan aplikasi yang tidak begitu disesuaikan untuk para penyandang disabilitas, dalam hal kebutuhan informasi, penggunaan, dan aksesibilitasnya. Terdapat juga kekurangan konten yang disesuaikan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas.

Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, untuk memahami berbagai kebutuhan informasi, preferensi, dan tantangan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas dalam mengakses berbagai informasi dan layanan kesehatan.

 

Klik untuk membaca laporan selengkapnya

 

Kedua, untuk menyelidiki praktik-praktik terkini dalam perencanaan dan pengembangan informasi dan penyediaan layanan kesehatan melalui teknologi digital. Ketiga, untuk memberikan
berbagai rekomendasi kepada para pemangku kepentingan lokal tentang praktik-praktik inklusif dalam perencanaan dan pengembangan informasi dan layanan kesehatan digital.

Sejumlah rekomendasi spesifik dapat dihasilkan:

  • Memperkuat keterampilan literasi digital para penyandang disabilitas. Kami merekomendasikan pelatihan literasi digital untuk orang-orang di berbagai komunitas penyandang disabilitas. Standar literasi digital yang tinggi dapat membantu para penyandang disabilitas mendapatkan akses terhadap berbagai layanan kesehatan yang lebih luas. Peningkatan pelatihan literasi digital dapat dicapai melalui kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan, organisasi penyandang disabilitas, dan pakar teknologi untuk mengembangkan berbagai modul pemelajaran yang disesuaikan. Para perancang
    kebijakan atau program perlu mendorong sebuah pendekatan yang berfokus pada kebutuhan para penyandang disabilitas (‘berpusat pada pengguna’ atau user-centric).
  • Memperkuat literasi tentang disabilitas dan inklusivitas di antara para pemangku kepentingan utama. Kesadaran akan disabilitas dan prinsip-prinsip inklusif perlu dimasukkan ke dalam program-program pendidikan baru dan berkelanjutan bagi para tenaga kesehatan profesional dan pemangku kepentingan utama lainnya. Hal ini dapat berkontribusi pada lingkungan pendidikan yang relevan dan sepenuhnya memenuhi kebutuhan para penyandang disabilitas. Kerjasama dengan organisasi penyandang disabilitas untuk merancang program-program pendidikan yang menekankan inklusivitas kesehatan digital sangat penting untuk mencapai tujuan ini.

Gambar fiture oleh PAIR.