Meneliti Kesenjangan Keterampilan dan Partisipasi Perempuan Muda di Industri Pengolahan Makanan di Sulawesi Selatan
Kesenjangan ekonomi berbasis gender dan kebutuhan untuk peluang kerja yang lebih baik bagi kaum muda menjadi dua tantangan utama di Sulawesi Selatan, dan melalui kajian ini, PAIR mengidentifikasi sejumlah faktor yang berpengaruh signifikan terhadap hal tersebut.
Fokus riset ini adalah kaum perempuan muda, aspirasi mereka untuk bekerja atau bermata pencarian dan kebutuhan para pemberi kerja di beberapa daerah di Sulawesi Selatan.
Prasangka atau stereotipe berbasis gender di wilayah tersebut membuat kaum laki-laki berkemungkinan lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan keahlian tinggi, atau memperoleh kedudukan yang lebih tinggi. Hal ini karena pemilik usaha atau pemberi kerja cenderung menganggap laki-laki memiliki kompetensi dan kapasitas kerja yang lebih besar.
Kesenjangan itu juga dilestarikan dengan masih rendahnya keahlian teknis yang dimiliki oleh kaum perempuan muda. Banyak dari responden studi yang mengaku ingin membuka usahanya sendiri atau industri rumah tangga agar mereka bisa mencari penghasilan sambil tetap memenuhi tanggung jawab rumah tangga sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Dengan membuka usaha sendiri, mereka juga merasa tidak perlu mengikuti pelatihan teknis lebih lanjut. Padahal sedang ada kebutuhan tinggi untuk tenaga kerja terampil di industri makanan Sulawesi Selatan.
Berikut adalah beberapa hal yang ditinjau melalui penelitian ini.
- Pendidikan kejuruan dan lembaga pelatihan dapat berperan penting dalam mengatasi ketimpangan antara keterampilan yang dimiliki kaum muda dengan yang dibutuhkan oleh pemberi kerja.
- Terdapat ketimpangan antara keahlian yang ingin dipelajari kaum perempuan muda dan yang dicari oleh pemberi kerja.
- Terdapat beberapa aspek krusial yang harus diikutsertakan dalam pembahasan kebijakan terkait ketimpangan antara keahlian kaum perempuan muda dan kesempatan kerja khususnya di industri makanan.
- Lebih dari separuh perempuan responden penelitian tertarik dengan pelatihan pengolahan makanan. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa mereka ingin memulai usahanya sendiri.
Baca selengkapnya, “Meneliti Kesenjangan Keterampilan dan Partisipasi Perempuan Muda di Industri Pengolahan Makanan di Sulawesi Selatan”
Kendati studi ini diselenggarakan atas kelompok sampel yang kecil dan nonrepresentatif, kami meyakini bahwa kesimpulan kunci yang dihasilkan dapat berkontribusi dalam diskursus kebijakan bagi masyarakat, seperti yang tergambarkan dalam sejumlah rekomendasi berikut.
- Perlunya peningkatan keterlibatan pemberi kerja agar pendidikan kejuruan dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.
- Perlunya peningkatan pelatihan spesifik di sekolah kejuruan.
- Perlu adanya kurikulum khusus untuk pemberdayaan perempuan terutama di sekolah kejuruan.
- Perlunya peningkatan gerakan atau kampanye untuk mendorong perubahan motivasi.
- Perlunya membangun pusat pelatihan di tingkat desa maupun secara daring.
- Perlunya perluasan infrastruktur bagi para penyandang disabilitas.
Gambar utama oleh PAIR.