Rekan AIC di Melbourne untuk lokakarya di bidang transportasi

A group of people, men and women, who are standing and kneeling and smiling to the camera

Australia Awards Fellowships Program yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Centre bekerjasama dengan DFAT Australia mendatangkan sekelompok perwakilan pemerintahan pusat dan daerah ataupun organisasi terkait transportasi di Indonesia.

Mereka mendalami bagaimana mengintegrasikan temuan penelitian dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan, khususnya terkait pembangunan jalur kereta api Makassar –Parepare yang baru.

Pada hari Senin kelompok tersebut melakukan perjalanan ke kampus Monash University di Clayton untuk berkunjung ke Monash Institute of Railway Technology (IRT) dan mendengarkan presentasi dari direkturnya Prof Ravi Ravitharan.

Profesor Ravi berbicara kepada kelompok tersebut tentang peran IRT dan bagaimana IRT berkontribusi terhadap penelitian di seluruh dunia di bidang kereta barang, kereta penumpang, dan kereta ringan.

Ia menjelaskan tentang pekerjaan IRT terkait kereta barang di wilayah Pilbara yang terpencil, berkontribusi pada sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi Australia.

Ia juga mencatat pekerjaan IRT dengan kereta penumpang di Asia termasuk di Surabaya, Indonesia dan di Hongkong.

Sebagian besar diskusi terfokus pada pemeliharaan, pemantauan dan pengujian dinamis serta pencegahan masalah. Profesor Ravi mengatakan bahwa “lebih baik melakukan pemantauan sejak dini, daripada melakukan retrofit”.

Presentasi tersebut juga membahas peluang keberlanjutan melalui penggunaan bantalan rel kereta api yang terbuat dari plastik daur ulang sebagai alternatif pengganti beton.

Usai pemaparan, para peserta diajak jalan-jalan keliling kampus.

 

Mengunjungi Institut Teknologi Kereta Api Monash. Kredit: AICPAIR

 

Pada hari Rabu, mereka mengunjungi kantor pusat proyek pembangunan infrastruktur besar di Melbourne – Metro Tunnel project – yang dirancang untuk kereta penumpang di ibu kota Victoria.

Ketika dibuka pada tahun 2025, terowongan Metro akan memudahkan penumpang melakukan perjalanan dari satu sisi Melbourne ke sisi lainnya, melewati layanan rute City Loop yang ada serta menghemat waktu dan kapasitas kereta.

Staf Rail Projects Victoria menyampaikan presentasi tentang tujuan proyek dan menunjukkan video yang mencakup cuplikan mesin bor terowongan (TBM) raksasa selebar 7,2 meter, yang khusus dibuat di Jerman.

Para peserta mengajukan sejumlah pertanyaan tentang sinyal, drainase, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dan apa yang terjadi dengan tanah bongkaran yang tersisa dari proses pembuatan terowongan.

Presentasi dilanjutkan tentang pembangunan stasiun baru untuk proyek tersebut, yang dipimpin oleh para insinyur Rail Projects Victoria yang mengerjakan Proyek Terowongan Metro.

Ada diskusi lebih lanjut mengenai persinyalan, pengujian, dan commissioning berkapasitas tinggi, serta pertanyaan tentang pembebasan lahan dan peraturan lingkungan.

Para peserta juga menikmati tur kampus ke University of Melbourne yang dipimpin oleh Hemanta Doloi dan Emma Eldridge dari Melbourne School of Design. Tur tersebut mencakup Gedung Glyn Davis yang merupakan laboratorium besar untuk pendidikan dan penelitian lingkungan binaan.

Para fellow telah berpartisipasi dalam sejumlah lokakarya dan diskusi yang diadakan di kantor AIC di kampus Monash Caulfield yang dipimpin oleh A/Prof. Doloi.

Salah satu sesi lokakarya dipandu oleh Joshua Newman dari Monash School of Social Sciences mengenai peran kebijakan penelitian, pengambilan keputusan program, dan penggunaan bukti dalam kebijakan.

A/Prof. Newman menjelaskan berbagai model penggunaan bukti dan pengkajian mengenai bukti dalam masyarakat kontemporer, sebelum membahas bagaimana kebijakan berbasis bukti dapat ditingkatkan.

Dia memberikan studi kasus untuk didiskusikan, termasuk hipotesis tentang bandara serta pajak kendaraan listrik dan perdebatan seputar membebankan biaya kepada pemilik kendaraan listrik untuk penggunaan jalan raya tanpa menimbulkan disinsentif untuk menggunakan kendaraan listrik.

Gambar fitur oleh PAIR.

 

Picture of Evelynd

Digital Content Producer

Picture of David Sexton

Digital Communications Coordinator,
the Australia-Indonesia Centre