Menarik dan mempertahankan perempuan di sektor konstruksi transportasi di Sulawesi Selatan
Pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, jalur kereta api, bandara dan jalan memberikan banyak peluang menarik, terutama di daerah yang belum pernah mengalami pembangunan seperti ini sebelumnya.
Laporan ini bertujuan untuk menyelidiki situasi gender saat ini di sektor konstruksi transportasi di Sulawesi Selatan, dan faktor pendorong serta hambatan akses perempuan ke banyak peran di dalamnya. Ditemukan bahwa perempuan memang ingin menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur transportasi provinsi, dan ada dua tema umum mengapa partisipasi aktualnya rendah. Karir di sektor ini dianggap tidak menarik, dan ada hambatan nyata untuk maju di industri ini.
Pekerjaan infrastruktur saat ini didominasi oleh laki-laki, dengan perempuan hanya terdiri dari empat persen tenaga kerja transportasi dan satu persen tenaga kerja konstruksi. Wanita di industri ini sebagian besar bekerja dalam peran profesional, sebagai rohaniawan, dan di bidang penjualan, namun sangat sedikit peran di bidang produksi atau operasional.
Laporan tersebut menemukan bahwa wanita menjadi sadar akan peluang karir terutama melalui jaringan teman dan keluarga dan lebih banyak informasi dapat diberikan melalui berbagai media sosial dan jalur formal.
Baca selengkapnya “Menarik dan Mempertahankan Perempuan di Sektor Konstruksi Transportasi di Sulawesi Selatan” di sini
Penelitian ini mengidentifikasi beberapa rekomendasi bagi pemerintah dan industri untuk menarik, mempertahankan, dan memajukan karir perempuan di sektor transportasi dan konstruksi:
1. Tetapkan inisiatif yang ditargetkan bagi perempuan muda untuk mempelajari lebih lanjut tentang karir di bidang transportasi dan konstruksi, sebaiknya melalui saluran media sosial yang biasa digunakan oleh siswa sekolah menengah.
2. Mempromosikan keterlibatan industri yang lebih besar dengan sektor pendidikan tinggi untuk menawarkan kunjungan lokasi proyek dan kesempatan magang bagi perempuan muda untuk belajar tentang peran teknis dan profesional.
3. Menyusun dan mengkomunikasikan rencana aksi kesetaraan gender di seluruh industri untuk mendorong perempuan muda mempertimbangkan karir di sektor ini, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan fleksibilitas jam kerja, dan strategi untuk membantu perempuan mengelola pekerjaan dan tanggung jawab, atau kembali bekerja setelah cuti.
4. Bangun jaringan profesional untuk membantu perempuan dalam industri ini, dengan memberikan pelatihan, bimbingan, dan dukungan untuk mengembangkan peran kepemimpinan.
Gambar: Evi Aprianti, Mitra Peneliti PAIR. Foto menunjukkan Eka Yuliana bekerja sebagai supervisor konstruksi di Sulawesi Selatan.