Menciptakan perdagangan yang lebih adil pada ekosistem rantai pasok rumput laut di Sulawesi Selatan

seaweed

Provinsi Sulawesi Selatan memang menjadi daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia, tetapi belum maksimal dalam memenuhi kebutuhan global karena berbagai faktor. Laporan riset ini membantu memahami ekosistem rantai pasok yang tengah berlangsung, serta melihat apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas perdagangan secara lokal dan nasional.

 

Mekanisme rantai pasok rumput laut di Sulawesi Selatan melibatkan banyak pihak. Dimulai dari petani, pengepul dan tengkulak di berbagai tingkat, serta pengakutan dan pengolahan. Alur yang rumit ini membatasi para petani dari akses harga pasar yang lebih baik atas hasil budidaya mereka.

Laporan riset ini memetakan alur rantai pasok tersebut, mengidentifikasi para pemain kunci di setiap tahapannya, serta sumber daya dan aktivitas yang penting terhadap kualitas, pengiriman, efisiensi dan keberlanjutan industri ini.

Berdasarkan data dan temuan studi, laporan ini juga memberikan sejumlah rekomendasi yang diharapkan mampu memperbaiki keadaan:
• Penyediaan pendidikan dan pelatihan agar menghasilkan petani yang berdaya saing tinggi, serta mampu mengoptimalkan kinerja mereka.
• Penyederhanaan alur rantai pasok yang berjalan saat ini agar memungkinkan akses langsung petani ke konsumen atau pasar.
• Pembangunan kapasitas industri melalui investasi serta kerja sama yang berdampak dan tepat sasaran.
• Peningkatan kesadaran tentang manfaat penggunaan kereta untuk pengangkutan maupun logistik rumput laut  antara Parepare dan Makassar.

Baca laporan lengkapnya di sini: “Menciptakan perdagangan yang lebih adil pada ekosistem rantai pasok rumput laut di Sulawesi Selatan”

Sejauh ini para petani belum memiliki pandangan yang komprehensif tentang alur rantai pasok rumput laut yang terjadi, termasuk mengetahui siapa pembeli akhir produk mereka yang–dilaporkan–membayar tiga kali lebih tinggi dari harga awal pascapanen yang ditawarkan akibat banyaknya perantara.

Semua rekomendasi yang disampaikan dalam laporan ini pun ditujukan agar dapat menjadi kebijakan oleh pemerintah setempat maupun dinas terkait, demi membantu para petani mendapatkan informasi, akses pasar dan kemampuan menjual dengan harga terbaik.

Laporan ini juga menunjukkan bahwa pengolahan rumput laut di Sulawesi Selatan masih sebatas menghasilkan bahan separuh jadi untuk kebutuhan ekspor. Pemenuhan pasokan global pun menjadi tidak optimal karena oleh infrastruktur yang kurang memadai, serta masih rendahnya investasi berbasis teknologi.

Setelah mengurai alur rantai pasok rumput laut yang rumit, diperlukan kajian lebih lanjut untuk melihat kebijakan dan dukungan infrastruktur yang tepat, menyusun pola kerja sama dan penentuan peran dari masing-masing pemangku kepentingan dalam memfasilitasi pembangunan sistem yang lebih baik, termasuk memetakan rencana strategis yang terintegrasi untuk memaksimalkan nilai lebih hasil produksi rumput laut dari Sulawesi Selatan.

Gambar utama dari PAIR.