Dampak COVID-19 pada akses perempuan terhadap air, sanitasi, dan kebersihan di masyarakat pesisir: pelajaran dari Tambak Lorok, Jawa Tengah
Salah satu langkah utama untuk mengurangi penyebaran COVID-19 adalah meningkatkan kewaspadaan dalam praktik kebersihan.
Bagi warga perempuan yang tinggal di tempat di mana akses terhadap air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) sudah terbatas, kebutuhan menjalankan praktik kesehatan yang lebih ketat kian menambah kekhawatiran baru dalam kehidupan sehari-hari.
Secara global, langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membatasi atau mengurangi penyebaran COVID-19 sebagian besar jatuh pada perempuan sebagai pekerjaan rumah tangga tambahan tak berbayar. Tugas baru ini meliputi: memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan yang memadai di rumah, mendorong perubahan perilaku seperti mengenakan masker, serta menjadi pendamping anak sekolah daring di rumah.
Unduh “Dampak COVID-19 pada akses perempuan terhadap air, sanitasi, dan kebersihan di masyarakat pesisir: pelajaran dari Tambak Lorok, Jawa Tengah” disini
Laporan ini menemukan bahwa warga perempuan di sebuah kampung di wilayah pesisir harus menghadapi hal tersebut. Keadaan ini melipatgandakan kekhawatiran-kekhawatiran yang sebelumnya sudah ada terkait kebersihan, di lingkungan dengan fasilitas saluran pembuangan yang tidak memadai atau tidak tersedia.
Keadaan ini masih ditambah dengan berkurangnya pendapatan karena sebagian besar perempuan yang melakukan pekerjaan berbayar berada di sektor informal. Dengan uang di tangan lebih sedikit maka berkurang pula kemampuan mereka untuk membeli air minum, atau air yang dibutuhkan untuk kegiatan tambahan mencuci dan membersihkan. Secara umum, akses yang buruk ke WASH membuat orang lebih rentan terpapar virus corona.
Laporan ini juga mendapati bahwa pandemi menimbulkan beberapa dampak positif pada akses ke WASH. Di antaranya adalah pembuatan tempat cuci tangan di luar rumah, serta munculnya dukungan dari lembaga pemerintah dan masyarakat dengan memberikan bantuan dan menyediakan kebutuhan dasar.
Laporan ini mengamati pengalaman masyarakat menghadapi dampak pandemi di lingkungan sosial ekonomi rendah masyarakat pesisir Tambak Lorok. Temuan menunjukkan bahwa pandemi berdampak pada akses semua warga terhadap WASH, tetapi dampaknya berbeda antara perempuan dan laki-laki.
Bagaimanapun, tantangan terbesar bagi perempuan dan anak perempuan di komunitas ini dalam hal akses ke air, sanitasi, dan kebersihan adalah efek banjir pesisir lokal atau disebut rob. Di musim-musim tertentu, rob terjadi setiap hari dan dapat berlangsung hingga dua jam. Penyebabnya adalah beberapa faktor, antara lain lokasi (air pasang), pengambilan air tanah, dan infrastruktur yang tidak memadai. Rob mengalirkan air masuk ke dalam rumah, membawa kotoran manusia dan menimbulkan penyakit.
Bahkan ketika pandemi melanda, permintaan utama warga kampung dalam penelitian ini kepada para pembuat kebijakan adalah perbaikan pengelolaan rob.
Penelitian ini mengidentifikasi lima rekomendasi utama untuk menjadi prioritas pemerintah. Rekomendasi-rekomendasi berikut juga dapat digunakan untuk membantu menginformasikan pengambilan kebijakan di wilayah pesisir dataran rendah lainnya di Indonesia:
- Memfasilitasi pelibatan berbagai pemangku kepentingan dalam perencanaan pengelolaan rob dan akses ke air, sanitasi, dan kebersihan (WASH).
- Mengintegrasikan perencanaan WASH dan pengelolaan rob bagi masyarakat yang terkena dampak.
- Menjajaki berbagai pilihan untuk pengelolaan air terpadu di tingkat daerah tangkapan air ketimbang memberikan solusi-solusi dalam skala kecil.
- Melanjutkan pemberian paket bantuan sosial kepada warga sembari menjajaki langkah-langkah jangka panjang untuk memperkuat mata pencaharian melalui keterampilan, pelatihan, dan dukungan usaha.
- Merancang strategi untuk mendorong laki-laki di rumah bersedia membantu mengasuh anak.
Foto oleh penulis.