Transportasi inklusif untuk semua: Memenuhi kebutuhan perempuan dan penyandang disabilitas di stasiun KA Sulawesi Selatan
Proyek transportasi kereta api baru perlu menarik sebanyak mungkin penumpang sehingga dapat beroperasi dan layak secara finansial, sekaligus membawa manfaat bagi masyarakat setempat.
Elemen penting untuk mencapai hal ini adalah membangun stasiun kereta api yang aman bagi semua orang.
Pembangunan stasiun kereta api yang aman ini terutama berlaku bagi perempuan dan penyandang disabilitas, yang menganggap keselamatan sebagai faktor utama dalam kesediaan mereka untuk bepergian menggunakan kereta api.
Sistem perkeretaapian baru yang sedang dibangun di Sulawesi Selatan memberikan kesempatan yang ideal untuk mengkaji apakah perempuan dan penyandang
disabilitas akan memiliki fasilitas yang memenuhi kebutuhan mereka dan mendorong mereka menggunakan transportasi umum.
Kami melakukan audit terkait gender dan aksesibilitas di dua stasiun yang sudah selesai dibangun, yakni Stasiun Tanete Rilau dan Stasiun Palanro. Audit yang kami lakukan bertujuan memeriksa seberapa baik kedua stasiun tersebut mendukung penumpang perempuan dan penyandang disabilitas.
Berdasarkan penelitian kami, perempuan peserta audit berpendapat bahwa di kedua stasiun tersebut umumnya dirasa aman, meskipun hal itu bergantung pada penerangan dan keamanan yang memadai.
Sebagian besar perempuan peserta menyukai bahan bangunan yang digunakan, konstruksi yang kokoh, bentuk dan tata letak stasiun.
Transportasi inklusif untuk semua_Memenuhi kebutuhan perempuan dan penyandang disabilitas di stasiun KA Sulawesi Selatan
Karena stasiun-stasiun tersebut baru selesai dibangun, kondisinya masih baik dan bersih dengan pemandangan pedesaan sekitar yang indah.
Secara keseluruhan terdapat beberapa masalah, yakni akses ke stasiun, fasilitas yang kurang memberikan privasi atau tidak sesuai, kurangnya papan petunjuk yang memadai untuk orang dengan kebutuhan berbeda, serta area di dalam dan sekitar stasiun yang membuat orang merasa tidak aman.
Laporan ini menguraikan apa yang dapat dilakukan oleh para pembuat kebijakan demi menciptakan ruang publik, di mana setiap orang merasa turut menjadi bagian di dalamnya. Bagi perempuan, hal itu berarti menciptakan ruang yang aman dan nyaman mengingat pengalaman mereka di transportasi umum sering kali bertolak belakang, di antaranya risiko pelecehan seksual.
Penumpang perempuan biasanya akan waspada dan memperhatikan tanda-tanda bahaya atau situasi di mana mereka mungkin merasa tidak aman.
Para penyandang disabilitas juga perlu merasa aman dan mandiri.
Hal-hal tersebut merupakan pertimbangan penting untuk disertakan ketika dalam proses perencanaan, sehingga dapat terhindar dari pembangunan stasiun kereta api yang melanggengkan ketidaksetaraan.
Setelah mengidentifikasi masalah-masalah tersebut, kami mengajukan rekomendasi sebagai berikut:
1. Melakukan audit keselamatan lanjutan di stasiun, khususnya pada malam hari, begitu jalur kereta beroperasi dan kereta penumpang reguler beroperasi.
2. Menerapkan sistem untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan akses disabilitas sebelum membangun infrastruktur yang signifikan.
3. Membangun sistem untuk mengevaluasi proyek-proyek di masa depan berdasarkan hasil audit keselamatan, dengan mempertimbangkan tata letak dan fasilitas yang diidentifikasi penumpang perempuan.
4. Menyelidiki proses penyebab ketidakpatuhan terhadap peraturan disabilitas guna lebih memahami cara menghindari masalah serupa di masa depan.
Gambar fitur: PAIR